Soppeng, muisulsel.com – Dalam rangka proses penggarapan Film Dokumenter Ulama Sulsel, Tim Media MUI Sulsel mencari jejak peninggalan serta informasi tentang Anregurutta Daud Ismail.
Ag H Daud Ismail di kenal sebagai salah satu ulama kharismatik yang ada di Sulawesi Selatan baik secara fisik maupun secara lisan melalui beberapa narasumber.
Kali ini tim media MUI Sulsel yang dipimpin oleh Rizkayadi Sjukri atas petunjuk Ust Muammar Bakry selaku Pembina dan Pengarah dalam penggarapan film dokumenter ulama Sulsel ini mulai mencari referensi dari beberapa narasumber serta mengunjungi Pondok Pesantren Yasrib di Kabupaten Soppeng yang didirikan oleh Anregurutta Daud Ismail pada tahun 1982.
Setelah mengadakan metode pengumpulan data lalu dilakukan studi kepustakaan dan kearsipan, akhirnya para tim media MUI Sulsel pun melakukan studi lapangan melalui wawancara langsung terhadap saksi hidup atas jejak peninggalan Anregurutta Daud Ismail.
Kamis siang, 22/12/2022 tim media telah tiba di Pondok Pesantren Yasrib yang disambut langsung oleh pimpinan pondok pesantren Ust Taslim, Lc serta mengajak para tim media untuk melihat dan mengikuti prosesi belajar mengajar yang diistilahkan dalam bahasa bugis Appangaji Kitta’ yang di lakukan di masjid ponpes Yasrib tersebut.
Ust Muammar Bakry mengarahkan kepada para tim untuk mengunjungi pesantren ini sebab ia mengetahui bahwa di ponpes ini masih hidup salah satu anak dari Anregurutta.
“Sebagai langkah selanjutnya buat crew tim media agar mengunjungi ponpes Yasrib yang didirikan oleh Anregurutta Daud Ismail yang terletak di Soppeng dan semoga bisa bertemu dengan salah satu anak Anregurutta yang saat ini menjadi pembina di ponpes Yasrib Putri,” arahnya kepada para crew tim.
Nanti setelah tiba di sana lanjut Ust Muammar kalian bisa bertanya sekiranya siapa lagi yang bisa di jadikan sebagai narasumber saksi hidup atas perjalanan dakwah Anregurutta, ungkapnya selaku pembina dan pengarah dalam proyek tersebut.
Ust Taslim menyambut kedatangan tim setelah membawa untuk berkeliling dan melihat-melihat bagaimana proses Appangaji Kitta’ lalu mengajak para tim bertemu dan bertanya langsung ke nak dari Anregurutta yakni puang Hj. Nurinayah Daud sebagai salah satu anak keturunannya dan juga saksi hidup atas jejak peninggalan sang ulama kharismatik ini.
Saat diwawancarai, puang Hj Nurinayah pun bercerita banyak perihal ayahnya yang dimulai sejak Anregurutta masih kecil dan kecintaannya terhadap ilmu agama, hal tersebut dapat dilihat dari beberapa kali Anregurutta berpindah-pindah tempat untuk menimba ilmu agama termasuk ke Lapasu dan Mangkoso di Soppeng Riaja Kabupaten Barru.
“Dulu Anregurtta setelah belajar agama di Soppeng ia pun berangkat ke Lapasu dan Mangkoso, Soppeng Riaja dan setelah selesai ia pun menuju ke pesantren Bugis di Sengkang Kabupaten Wajo yang dinamakan Madrasatul Arabiyah Islamiyah (MAI) yang didirikan oleh Anregurutta H Muhammad As’ad, ” ungkap anak ke empat Anregurutta Daud Ismail.
Setelah menimba ilmu agama di beberapa tempat lanjut puang haji panggilan akrabnya Anregurutta pun mengajar di beberapa tempat termasuk di sengkang dan setelah dari sengkang ia pun kembali ke Soppeng dan oleh masyarakat Soppeng ia pun di angkat menjadi Kadi Soppeng atau Imam besar Soppeng.
Bahkan waktu itu, saat dicetuskannya Majelis Ulama Indonesia dari pusat ia pun diangkat menjadi Ketua Majelis Ulama (MUI) pertama di Kabupaten Soppeng, cerita puang haji dan terlihat matanya sudah berkaca-kaca ingin mengeluarkan air mata kesedihan.
Setelah puas mendengarkan cerita perjuangan Anregurutta dari anak biologisnya, tim media pun beranjak menuju ke narasumber lain yakni puang Sayyid H Husen salah satu teman seperjuangan sejak masa kecil Anregurutta Daud Ismail yang di rekomendasikan oleh pimpinan Ponpes Yasrib Ust Taslim, Lc yang juga bermukim di Kota Soppeng.
Dengan suara yang bersemangat ingin menceritakan perjuangan guru sekaligus sahabatnya, Sayyid Husen pun antusias bercerita.
“Saat Anregurutta menetap di Soppeng maka ia pun berniat membangun sekolah pesantren dan niatnya pun terkabul dengan berhasilnya mendirikan pesantren Yasrib dengan bantuan Bupati Soppeng yang mewakafkan sebidang tanah dengan luas sekitar 9 hektar sehingga pesantren tersebut tetap berdiri hingga sekarang.
Dengan umur yang sudah menghampiri 100 tahun, tim media pun sedikit kewalahan mewawancarainya karena pendengaran dan konsentrasi pembicaraanya harus selalu dipusatkan.
Dengan durasi lebih dari 30 menit pun dirasakan cukup untuk mengorek informasi dari saudara AG. H Daud Ismail apalagi jam telah menunjukkan pukul 10.00 di mana narasumber butuh istirahat walaupun masih terus bersemangat menceritakan sahabat sekaligus gurunya.
Tim media MUI pun meninggalkan kota Soppeng dan berlabuh ke Kabupaten Sidrap dan Pinrang untuk mencari informasi tentang Gurutta yang lainnya.
The post Tim Media MUI Sulsel Cari Jejak AG H Daud Ismail appeared first on MUI Sul Sel.