JAKARTA—Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat Majelis Ulama Indonesia (KPE-MUI) menggelar Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Summit II di Hotel RedTop, Jakarta, Sabtu (17/12/2022).
Kegiatan yang bertema “Optimalisasi Peran BMT Menggerakkan Sektor Riil dalam Upaya Kedaulatan Pangan” dihadiri sejumlah pegiat usaha dan Lembaga Keuangan Mikro Syariah di Indonesia. Terdapat pula santunan atau saleh sosial terhadap beberapa rakyat kecil bawah.
Ketua Majelis Ulama Indonesia Bidang Pemberdayaan Ekonomi Umat, Lukmanul Hakim, menyampaikan dua tantangan besar BMT dalam memberikan pelayanan dan membangun ekonomi umat ke depan.
“Jadi tantangannya adalah alokasi pembiyaan dan sektor permodalan ini menemukan sektor komuditas yang tepat,” kata lukman dalam sambutannya (17/12/2022).
Menurut dia, kondisi ekonomi pasca pandemi Covid-19 penting untuk segera distabilisasi kembali. Yang terpenting, kata dia, sejauh mana BMT dapat memberikan pelayanan dan modal kepada para pengusaha kecil/mikro.
“Tantangan ini menuntut BMT bisa tidak hadir secara real time 24 jam di tengah-tengah masyarakat,” kata dia.
Dia menilai, karena soal pelayanan dan permodalan, rakyat-rakyat kecil bisa cenderung melakukan praktik pinjam online dan lain sebagainya. Karena sistem kerjanya tidak tersistem secara kelembagaan.
Tantangan selanjutnya adalah pemilih sector komuditas sebagai kedaulatan pangan ekonomi rakyat. BMT akan dihadapkan pada pilihan sektor apa yang tepat untuk disupport dalam rangka mendongkrak ekonomi umat.
“Pemilihan sektor komoditi ini harus benar-benar tepat dan hati-hati. Karena modal pengusaha kecil itu cuma satu kali lipat. Sekali gagal langsung bangkrut,” ujarnya.
Lukman berharap pelayanan untuk sektor permodalan benar-benar dilakukan berdasarkan analisis sektoral yang baik, misalnya dalam perikanan dan pertanian.
Hadir dalam kegatan itu Wakil Ketua MUI Pusat Buya Anwar Abbas, Sekretaris Jenderal Buya Amirsyah Tambunan, Staf Menteri Keuangan Bidang Kebijakan Penerimaan Negara Oza Olavia, dan Ketua Komisi Pemberdayaan Umat Nuruzzaman. (A Fahrur Rozi, ed: Nashih)