Makassar, muisulsel.com – Menangis takut dan rindu pada Allah swt itu sulit terjadi pada setiap mukmin. Hal itu hanya terjadi pada hati yang tersentuh keagungan dan kebesaran Allah swt.
Namun, bila terjadi rasa haru karena takut dan rindu pada Allah swt, maka itu adalah ahwal atau kondisi spiritual istimewa layaknya seorang nabi dan waliullah. Tangisan seperti itu adalah unik pada manusia karena takut dan rindu pada zat yang tak terukur indra manusia.
Allah memuji-muji hamba yang menangis karena takut pada Allah swt:
قال تعالى: {إِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ آيَاتُ الرَّحْمَن خَرُّوا سُجَّدًا وَبُكِيًّا} [مريم: 58
Jika dibacakan ayat ayat Allah Swt pada mereka, maka mereka sujud sambil menangis. Maryam ;58.
Nabi Muhammad saw merasakan haru dan takut pada Allah saat mendengarkan ayat Al-Quran dibacakan oleh Ibnu Mas’ud. Saat itu Nabi saw memintanya agar membacakan ayat-ayat dengan suara merdunya Ibnu Mas’ud hingga terbaca ayat berikut:
{فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هؤُلاءِ شَهيدًا} [النساء: 41
Bagaimana jika setiap umat didatangkan saksi utama mereka, dan bagaimana jika engkau Muhammad saw didatangkan jadi saksi utama atas umat-umat itu.
Mendengar itu Rasulullah bersabda cukup cukup ya ibnu Mas’ud!, maka melelehlah air mata nabi turun ke pipinya saw.
Imam Nawawi berkata menangis saat membaca Al-Qur’an adalah sifat orang orang arif dan sholeh. Imam Hafezh Ibnu Hajar berkata: “Tangisan Rasulullah saw saat dengar bacaan Al-Quran adalah karena beliau tahu bahwa Nabi harus jadi saksi utama terhadap amal baik atau buruk umatnya saw.’
Maka menangis terharu takut pada Allah swt adalah peristiwa individu terpenting dalam peribadatan kepada Allah swt bagi tiap mukmin, karena khasyyah takut kepada Allah itu adalah hal ihwal manusia yang sangat dicintai Allah dan Allah cinta pada hamba yang menangis untukNya.
عن النبي صلى الله عليه وسلم قَالَ: ((لَيْسَ شَيْءٌ أحَبَّ إِلى اللهِ تَعَالَى مِنْ قطْرَتَيْنِ وَأثَرَيْنِ: قَطَرَةُ دُمُوع مِنْ خَشْيَةِ اللهِ، وَقَطَرَةُ دَمٍ تُهَرَاقُ في سَبيلِ اللهِ. وَأَمَّا الأَثَرَانِ: فَأَثَرٌ في سَبيلِ اللهِ تَعَالَى، وَأَثَرٌ في فَريضةٍ مِنْ فَرائِضِ الله تَعَالَى)). رواه الترمذي، وقال: (حَدِيثٌ حَسَنٌ).
Tiada hal ganda yang lebih dicinti di sisi Allah swt pada kondisi hamba kecuali 2 hal. Hal pertama yang ganda adalah dua tetesan dan dua bekas jejak peninggalan. Adapun dua tetesan; pertama adalah tetesan tangis takut karena Allah, dan tetesan darah tertumpah di jalan Allah swt, dan hal kedua jejak itu adalah pertama jejak kaki di jalan Allah, dan jejak kedua adalah jejak melaksanakan kewajiban utama faraidh yang diharuskan Allah swt.
Hasyyah atau takut pada Allah Swt berfungsi sebagai filter pertama mencegah kecenderungan buruk manusia. Hati yang tidak ada rasa takut adalah hati yang bermasalah atau hati yang memiliki rasa sombong terselubung, sementara nabi bersabda:
قال رسول الله صلّى الله عليه وسلم: “لا يدخل الجنة من كان في قلبه مثقال ذَرَّة من كِبْر. فقال رجل: إن الرجل يحب أن يكون ثوبه حسناً، ونعله حسناً؟ فقال: إن الله جميل يحب الجمال. الكبْر: بَطْر الحق، وغَمْط الناس” رواه مسلم
Tidak akan masuk ke dalam surga orang yang di hatinya ada kesombongan meskipun seberat biji sawi. Lalu ada yang bertanya: sesungguhnya seseorang itu sangat senang kepada baju dan sandal yang bagus? maka beliau saw menerangkan (bahwa itu bukan kesombongan): “Sesungguhnya Allah Swt Maha Indah dan mencintai keindahan. Sombong itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia. HR Muslim.
Semoga setiap mukmin dapat merasakan tangisan takut dan rindu kepada Allah swt. Wallahu a’lam.
The post GORESAN PAGI: Menangis Takut dan Rindu pada Allah swt appeared first on MUI Sul Sel.