JAKARTA— Pemerintah dan semua pihak terkait sedang bekerja keras untuk mewujudkan mimpi Indonesia menjadi pusat ekonomi syariah 2024, termasuk Bank Indonesia.
Ketua Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (DEKS BI) Arief Hartawan mengatakan, tidak hanya BI, semua pihak yang terkait pun sedang bekerja keras untuk mewujudkan mimpi ini, dengan mencapai target lebih dari 50 persen indeks literasi ekonomi dan keuangan syariah.
“Memang pekerjaan rumahnya menaikan angka (indeks literasi) 23,3 menjadi bahkan lebih dari 50 persen kalau kita mau menjadikan Indonesia pusat ekonomi syariah dunia 2024,” kata dia kepada MUIDigital di sela-sela Ijtima Sanawi Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI ke-18 di Jakarta Barat, Jumat (2/12/2022).
“Banyak yang kami lakukan selama ini, (antara lain) bekerja sama dengan universitas baik itu negeri dan landasan Islam,” ungkapnya.
Arief menyampaikan bahwa hal itu merupakan bagian dari strategi komunikasi BI untuk meningkatkan literasi pada masyarakat terkait dengan ekonomi dan keuangan syariah.
“Kita banyak melakukan kegiatan mau pameran, pertandingan kompetisi, juga kegiatan yang berkaitan dengan syariah itu kita lakukan,” paparnya.
Arief mengungkapkan, pihaknya juga bekerja sama dengan MUI untuk membuat buku-buku bacaan di tingkat strata 1 mengenai ekonomi dan kuangan syariah itu.
“Jadi ada modul atau buku pelajaran, kita bekerja sama juga dengan MUI waktu menyusunnya itu sehingga bisa menjadi lebih banyak (masyarakat) yang tahu mengenai ekonomi dan keuangan syariah,” jelasnya.
“Jadi kita bersama-sama pemerintah apa yang dilakukan pemerintah, yang belum kita coba isi,” tambahnya.
Arief menjelaskan, aspek syariah sangatlah luas karena banyak sekali yang harus dikerjakan. Pelakunya pun beragama mulai dari pesantren, madrasah, hingga pelaku usaha UMKM syariah dari skala kecil sampai besar.
“Jadi ini spektrumnya sangat luas. Oleh karena itu, butuh koordinasi dan kolaborasi dengan semua,” tuturnya.
Bank Indonesia pun menyambut baik kegiatan Ijtima Sanawi ke-18 DSN-MUI ini yang diikuti pengurus se-Indonesia sebagai bagian dari mensyiarkan ekonomi syariah.
“Sehingga teman-teman yang ada di seluruh Indonesia ini bisa membawa pulang dan menjelaskan serta mengajak yang lain untuk ikut program ini,” harapnya
Arief menilai, Indonesia masih membutuhkan orang-orang yang mengetahui, tetapi juga paham mengenai produk-produk syariah.
“Jadi itu yang kita dorong mulainya dari tau, paham, kemudian mau melakukannya. Jadi banyak sekali di antara kawan-kawan kita sudah tahu tapi belum mau melakukan,” ujarnya.
Dia mendorong agar semua pihak menggaungkan produk keuangan syariah ini agar mimpi bersama ini bisa diwujudkan.
“Sehingga mimpi bersama untuk menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah jadi sesuatu yang mungkin dicapai,” tutupnya. (Sadam Al-Ghifari, ed: Nashih)