Makassar, muisulsel.com – Ikhlas yaitu semua yang dilakukan mulai ucapan, perbuatan, hidup, mati, diam dan gerak hanya untuk memperoleh ridho Allah swt. Orang yang ikhlas tidak butuh pujian dan apresiasi orang lain, ia tidak akan pernah terpengaruh dengan keramaian dan kesunyian di sekitarnya.
Baginya semua tindakannya dipersembahkan murni dan tulus hanya kepada Allah. Dalam al-Qur’an ada surah dinamakan surah al-Ikhlas, karena semua ayat yang ada di dalamnya hanya berfokus kepada Allah.
Kegiatan apapun yang dilakukan tidak akan diterima pahalanya atau tidak dinilai sebagai ibadah kecuali dipastikan ada dua hal yang ada di dalamnya. Pertama, pekerjaan itu benar dan tidak bertentangan dengan syariah. Kedua, dilakukan dengan ikhlas.
Demikian dahsyatnya ikhlas dalam beramal, pekerjaan yang biasa dan sederhana dapat bernilai ibadah jika dilakukan dengan ikhlas. Kegiatan tidur, belajar, makan dan lain-lain bisa bernilai ibadah jika dilakukan karena ridho Allah. Sebaliknya amalan yang bernilai besar di sisi Allah, akan menjadi kecil bahkan tidak punya arti apa-apa jika dilakukan ada maksud selain karena Allah, seperti ibadah haji, salat dan lain lain yang besar nilai pahalanya di sisi Allah bisa tidak berarti jika dilakukan secara riya’ (agar dilihat).
Ikhlas tidak ada yang ketahui kecuali Tuhan dan yang bersangkutan, sebab ikhlas adalah kegiatan hati yang sangat abstrak. Demikian sekretnya keikhlasan, Imam Junayd berkata bahwa ikhlas adalah rahasia Allah dan hamba, sehingga malaikat tidak sempat mencatatnya dan setanpun tidak sempat merusaknya. Ada yang bependapat bahwa jika ada orang yang berkata saya ikhlas melakukannya, sesungguhnya ia sudah tidak ikhlas.
Imam Gazali berkata, semua manusia binasa kecuali yang berilmu, orang yang berilmu binasa kecuali yang mengamalkan ilmunya, orang yang mengamalkan ilmunya binasa kecuali orang yang ikhlas, orang yang ikhlas akan memperoleh pahala yang besar.
Ikhlas adalah perbuatan hati yang amat sulit dilakukan, tapi mudah mendeteksinya jika diinginkan. Untuk mengukur keikhlasan kita, bisa melalui dengan beberapa pertanyaan seperti, apakah saya senang jika ada yang menyanjung kerja saya? Apakah saya merasa senang jika ada yang menyaksikan bahwa saya orang yang taat? Apakah saya semangat jika ada honor? Apakah saya merasa senang jika ada yang melihat? Dan seterusnya dan seterusnya. Jawabannya mudah tapi pertanyaan-pertanyaan di atas amat sulit dihadirkan.
Faedah ikhlas beramal seperti yang disebut dalam riwayat yang dikeluarkan oleh Abdullah bin Umar, Rasulullah bersabda dalam makna riwayat Hadis, bahwa pada masa dahulu ada tiga orang yang melakukan perjalanan, karena hujan deras, mereka berteduh masuk ke dalam goa, tiba-tiba goa itu tertutup dengan batu besar yang tidak mungkin mereka dapat keluar. Di antara mereka ada berpikir untuk berdoa kepada Allah dengan keikhlasan amal yang pernah dilakukan. Walhasil orang ini mengajak temannya untuk berdoa menyebut kebaikannya.
Orang pertama berkata, saya punya dua orang tua dan saya juga punya keluarga, saya tidak memberi makan dan minum untuk keluarga anak dan istriku sebelum saya dahulukan ibu dan ayahku yang sudah tua. Suatu malam aku terlambat memberinya makan lalu mereka tertidur, saya menunggu di atas kepalanya sampai ia terbangun di subuh hari, sekalipun anak-anakku menangis karena ingin juga minum susu. Kemudian ia berkata dalam doanya “ya Allah jika yang saya lakukan itu untuk menginginkan ridhoMu, maka keluarkanlah saya dari musibah ini”. Setelah berdoa, batu bergeser dari mulut goa, namun belum bisa dilalui.
Orang kedua, dimintai tanggapannya tentang apa rahasia dia dengan Tuhan yang menjadi amalan ikhlasnya. Dia berkata, bahwa saya punya sepupu yang cantik saya goda tapi ia menolak. Setelah waktu berlalu, ia dalam kondisi kekurangan dan jatuh miskin, ia mendatangiku untuk meminjam uang. Saya berikan 120 dinar dengan harapan saya bisa menikmatinya, namun ia berkata, ‘takutlah engkau kepada Allah, kamu tidak halal untuk saya’, lalu saya merasa berdosa kemudian berkata kepadanya ambillah uang ini dan pergilah. Dia lanjutkan ucapannya dalam doa “ya Allah jika yang saya lakukan itu untuk memperoleh ridhoMu, maka keluarkanlah saya dari musibah ini”. Batu itu kemudian kembali bergerak, namun belum bisa mereka keluar.
Orang ketiga kemudian berkata “ ya Allah saya punya banyak pekerja yang saya berikan gaji, namun ada satu pekerja yang karena suatu hal ia belum mengambil gajinya, saya simpankan dalam bentuk hewan ternak dan ternyata berkembang biak hingga jumlah yang cukup banyak. Suatu hari ia datang meminta gajinya, lalu saya berikan semua hewan ternak yang ada pada saya. Ya Allah jika apa yang saya lakukan itu untuk memperoleh ridhoMu, maka keluarkanlah saya dari musibah ini”. Setelah permohonan ketiga selesai, terbukalah mulut goa hingga mereka keluar dengan selamat dari musibah tersebut.
The post IKHLAS; Meningkatkan Kualitas Kerja appeared first on MUI Sul Sel.