JAKARTA— Stand Expo Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Abu Dhabi Forum For Peace ke-9 mendapat apresiasi dari para pengunjung.
Acara yang berlangsung pada 8 hingga 10 November 2022 tersebut, berfokus pada mekanisme hadapi tantangan ekonomi, kesehatan, dan keamanan global, dengan mengusung tema “Globalized Conflict and Universal Peace: Urgent Needs for Partnership”.
Sekretaris Komisi Luar Negeri dan Hubungan Internasional (HLNKI) MUI, Andy Hadiyanto menyebut, pengunjung antusias dengan buku-buku yang diterbitkan MUI. Sebelum mengikuti kegiatan ini, MUI memang menerjemahkan produknya seperti fatwa ke dalam Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.
“Salah satu peserta yang mengunjugi stand MUI adalah Syekh Hamzah Yusuf dari Amerika Serikat. Selain berkunjung, beliau menyampaikan penghargaannnya terhadap Indonesia dan MUI, karena terus berkomitmen mengembangkan Islam yang merangkul semua pihak,” jelas Andy dalam siaran pers yang diterima MUIDigital, Rabu (09/10/2022).
Dalam Expo yang bertajuk “معرض صناع السلام” tersebut, menurut Andy, tamu lain yang turut berkunjung ke stand MUI berasal dari berbagai negara seperti Sudan, Tanzania, Pantai Gading, Maroko, Libanon, Irlandia, Prancis, Irak, Mesir, Rusia, dan Uzbekistan.
Menurut dia, para pengunjung tersebut menyampaikan keinginannya bekerja sama dengan MUI untuk menyelenggarakan kegiatan serupa di Indonesia.
“Salah satu yang unik, seorang pemuka Yahudi dari Israel, yaitu Avner Haramati, mengungkapkan keheranannya bagaimana Indonesia menjadi negara muslim besar, akan tetapi mampu menampilkan toleransi dan harmoni, ” ungkapnya.
Akademisi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini menyebut, kegiatan Expo diikuti oleh 20 lembaga dari berbagai negara yang berpengalaman dalam menginisiasi perdamaian dan toleransi, termasuk Indonesia.
Tak hanya MUI, Indonesia juga diwakili oleh kantor Wakil Presiden yang membuka stand dengan menampilkan foto-foto hubungan Indonesia dan UAE, serta berbagai kegiatan yg telah diinisiasi oleh Pemerintah RI terkait pengembangan moderasi beragama dan toleransi.
“Acara ini, turut dihadiri oleh Menteri Toleransi UEA Sheikh Nahyan bin Mubarak Al Nahyan, serta 500 lebih peserta dari 60 negara, 30 organisasi internasional, para pemuka dari berbagai agama, akademisi, dan pimpinan lembaga kepemudaan, ” pungkasnya.
(Isyatami Aulia/Azhar)