JAKARTA— Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam (LPLH-SDA) MUI, Hayu Prabowo, menyampaikan Masjid ramah lingkungan berperan dalam menghadapi krisis perubahan iklim yang terjadi. Masjid ramah lingkungan, ujar dia, menjadi aktor baru dalam mencegah dampak krisis perubahan iklim.
“Saat ini, krisis perubahan iklim menjadi ancaman global. Salah satu solusi menghadapi masalah itu adalah dengan mengoptimalkan peran Masjid ramah lingkungan, ” ujar Hayu, Rabu (03/11) dalam Konferensi Nasional Masjid Ramah Lingkungan LPLH SDA-MUI 2022, di Hotel Novotel Cikini, Jakarta.
Hayu mengatakan, Masjid berperan mengatasi perubahan iklim karena hubungan dekat Masjid dengan manusia Indonesia. Masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim membuat peran Masjid dalam menyadarkan bahaya perubahan iklim begitu penting. Praktek beribadah di Masjid yang ramah lingkungan juga mampu mendorong kebiasaan baru di masyarakat.
Menurutnya, sebagian besar penyebab perubahan iklim adalah ulah tangan manusia. Banjir, kekeringan, kebakaran hutan, hingga angin topan muncur dari pengabaian terhadap lingkungan.
Perilaku manusia yang demikian, ujar Hayu, telah difirmankan Allah dalam surah ar-Rum ayat 41:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Hayu melanjutkan, minimnya perhatian terhadap kelestarian alam akan berdampak pula pada sektor lain seperti perekonomian.
“Hari ini, banyak krisis besar yang terjadi, seperti kelaparan dan sulitnya akses energi yang terjadi di Eropa, serta meningkatnya harga pangan dan inflasi di Inggris yang mencapai 10% bagian dampak dari minimnya penghargaan terhadap alam,” jelasnya.
Di samping itu, Ketua LPLH & SDA-MUI menilai, langkah awal yang dapat dilakukan untuk memperbaiki ragam persoalan tersebut yaitu dengan cara merawat alam. Ini disebabkan, segala sesuatu yang manusia konsumsi dan gunakan berasal dari alam itu sendiri.
“Sederhananya, kalau kita mencintai alam, maka alam akan mencintai kita,” tegas Hayu.
Hayu berharap, kegiatan ini bisa mengoptimalkan kesadaran Masjid yang ramah lingkungan bagi pengurus/takmir masjid maupun masyarakat di sekitar Masjid. (Isyatami Aulia/Azhar)