JAKARTA — Visi dakwah adalah terwujudnya dakwah Islam yang mencerminkan nilai-nilai Islam wasathiyah.
Hal ini disampaikan Wakil Ketua bidang komisi dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Risman Muchtar, saat menjadi narasumber dalam Standardisasi Dai MUI angkatan 17 di Wisma Mandiri, Jakarta Pusat, Senin (31/10/2022).
“Tantangan luar biasa yang dihadapkan sekarang ialah kita harus mampu melahirkan suatu fungsi dimana umat semakin punya kemauan, energi kuat untuk melaksanakan ajaran Allah SWT,” ujarnya.
Kiai Risman mengatakan menggerakkan kepemimpinan dan kelembagaan umat secara efektif dengan menjadikan ulama sebagai panutan (qudwah hasanah), sehingga mampu mengarahkan dan membina umat Islam dalam menanamkan dan memupuk akidah Islam dan menjalankan syariat Islam.
“Dengan dakwah yang kita sampaikan itu, ada motivasi yang kuat untuk menyelamatkan Islam dan dakwah yang menggerakkan yaitu menggerakkan umat untuk beramal bukan sekadar kognitif, pengetahuan tapi bagaimana kemudian kita mampu menjadikan dakwah yang gerak dari umat, yang barangkali sempat ‘tertidur’, namun hanya pengetahuan yang dimiliki umat, akan semakin terus termotivasi,” kata dia.
Kiai Risman juga menyampaikan hal yang penting dalam dakwah ini adalah dakwah yang mempersatukan umat, dakwah yang membangun ukhuwah islamiyyah, dan dakwah yang punya komitmen.
Dengan harapan mereka yang tadinya sering berpecah belah sehingga dengan dakwah yang tersampaika, akan terbentuk untuk menjadi umat Islam yang bersatu.
Hal ini menurut dia penting, mengingat fakta bahwa umat Islam itu bersaudara. Anjuran persatuan ini pun sebagaimana terdapat dalam Alquran surat Ali Imran ayat 103:
وَ اعۡتَصِمُوۡا بِحَبۡلِ اللّٰہِ جَمِیۡعًا وَّ لَا تَفَرَّقُوۡا ۪ وَ اذۡکُرُوۡا نِعۡمَتَ اللّٰہِ عَلَیۡکُمۡ اِذۡ کُنۡتُمۡ اَعۡدَآءً فَاَلَّفَ بَیۡنَ قُلُوۡبِکُمۡ فَاَصۡبَحۡتُمۡ بِنِعۡمَتِہٖۤ اِخۡوَانًا
Artinya: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”
“Ketika kita mubalig/dai tidak mampu membangun umat maka berarti kita membiarkan mereka masuk nerakanya Allah SWT,” ujarnya.
Diakhir penyampaiannya, Kiai Risman menyampaikan bahwa ada tujuh prinsip ukhuwah dalam berdakwah yang harus diketahui yaitu bersatu dalam aqidah, berjamaah dalam ibadah, tasamuh dalam khilafiyah, ihsan dalam bermujadalah, fathanah dalam bersiyasah, santun dalam bermuamalah, dan istiqamah dalam berdakwah.
“Kalau kita melaksanakan 7 hal tersebut Islam akan maju dan menjadi jaya, dengan bersatu melalui akidah sehingga selama saudara kita akidahnya benar wajib hukumnya kita bersilaturahim dan haram hukumnya memutuskan tali silaturahim satu sama lain,” sambungnya. (Nadilah, ed: Nashih)