JAKARTA— Project Team Leader (PTL) Wahana Visi Indonesia Sinergy Project, Agung Gunansyah, mengatakan bahwa kolaborasi antar umat beragama sangat penting dalam situasi bencana. Kolaborasi ini menumbuhkan kesadaran bersama tentang sehingga meminimalisir risiko bencana.
Dia mengatakan, situasi bencana seringkali kacau dan kerap melahirkan isu-isu sensitif. Maka, kata dia, kolaborasi lintas agama sangat dibutuhkan.
“Kami sudah cukup lama bersama-sama melihat bahwa dalam situasi bencana, ternyata kehadiran umat beriman itu sangat penting, ” ujarnya saat sambutan pada kegiatan Sosialisasi dan Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana (PRB), Jumat (19/8/22).
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) MUI di Jakarta Islamic Center (JIC), Koja, Jakarta Utara, yang diikuti oleh peserta dari Ormas Islam maupun Aktivis Penanggulangan Bencana se-DKI Jakarta.
Wahana Visi Indonesia sebagai yayasan kemanusiaan kristen, ungkap Agung, sangat mengapresiasi langkah MUI dalam membentuk Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) karena hal ini sangat penting di Indonesia.
Menurutnya, Indonesia memang negeri rawan bencana. Jakarta saja misalnya, tidak memiliki wilayah yang tingkat risiko bencananya rendah. Semua wilayah kota di Jakarta berisiko tinggi bencana.
Lebih lanjut, Agung Gunansyah menyampaikan bahwa kolaborasi Wahana Visi dengan MUI dan enam agama di Indonesia ini ibarat menjaring ikan. Semakin rapat jaringnya, maka semakin banyak ikan yang didapat.
“Karena di situasi bencana isunya sangat banyak, ada sektoralnya, belum koordinasi antarlintas sektor, dan sebagainya, ” papar Agung.
Agung juga membeberkan, data kerugian akibat bencana antara yang dianggarkan dengan realisasinya sangat jomplang. Salah satu penyebabnya adalah karena masing-masing tidak menyiapkan diri terhadap sebuah bencana.
Oleh karena itu, dia berharap, para peserta dalam kegiatan tersebut bisa menjadi tokoh-tokoh agama yang peduli terhadap bencana, turut berpartisipasi aktif, dan dapat berkolaborasi dengan baik ke depannya.
“Kami berharap, Bapak Ibu juga menjadi tokoh-tokoh agama yang peduli terhadap bencana, sehingga kita bisa mengurangi korban jiwa maupun materi yang saat ini di Indonesia masih sangat besar, ” ujarnya.
(Shafira Amalia/Azhar)