JAKARTA—Momentum hari kemerdekaan perlu direfleksikan untuk menguatkan nilai-nilai kebangsaan, kebersamaan, dan moderasi beragama dalam ruang lingkup keluarga.
Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia Pusat bidang Perempuan, Remaja dan Keluarga (PRK), Prof. Amany Lubis untuk mengimbau para keluarga Indonesia menyambut dirgahayu kemerdekaan yang ke-77.
“Dalam momen inilah orang tua bisa menyapa anak-anaknya untuk menasehati bagaimana mestinya menjadi warga negara yang baik,” sampainya ketika dihubungi oleh MUIDigital, Rabu (17/08).
Dia menjelaskan, ajaran agama sangat kuat pesannya bagi umat Islam untuk merayakan kemerdekaan. Dalam momen ini, keleluarga Indonesia harus bisa merenungi makna penting dari hakikat kemerdekaan.
“Jadi bukan untuk hura-hura atau merayakan kebebasan. Tetapi untuk mengukuhkan tanggung jawab kita ini membangun negeri,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Rektor UIN Jakarta itu juga menyampaikan bahwa masalah utama keluarga Indonesia saat ini adalah keharmonisan berkeluarga di tengah kondisi pandemi dan kesulitan ekonomi.
Pandemi Covid-19, kata dia, masih belum sepenuhnya hilang di tengah masyarakat. Aneka varian virus terus bermunculan. Menurut dia, ketahanan keluarga menghadapi kondisi krisis seperti ini yang harus terus dijaga.
“Kondisi seperti ini yang perlu kita amati agar tidak memperburuk lagi kondisi keluarga Indonesia. Anggota keluarga hendaknya saling asah, saling asih, dan saling asuh agar masalah keluarga bisa terselesaikan,” kata dia.
Dia berpesan keluarga Indonesia harus tangguh dan terus memelihara ikatan kekerabatan dalam mengahadapi berbagai masalah. Segala permasalahan disikapi dengan dewasa, tidak dengan jalan penceraian.
Ajaran agama banyak yang bisa dijadikan tuntunan jalan keluar dari semua permasalahan keluarga, baik dengan cara merawat mental maupun spiritual.
“Semoga keluarga Indonesia kuat dan tangguh selalu, atau yang biasa kita gunakan yaitu ketahan keluarga,” tutupnya.
(A Fahrur Rozi/Angga)