JAKARTA – Gurubesar Bidang Pengkajian Islam, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Profesor Abuddin Nata menyampaikan Islam memiliki perhatian yang tinggi terhadap bidang seni dan kebudayaan.
Hal ini disampaikannya dalam FGD Lembaga Seni Budaya dan Peradaban Islam (LSBPI) Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang bertajuk “Meneguhkan Orientasi Seni dan Budaya Islam dalam Membangun Peradaban Bangsa” di Hotel Sari Pacific, Jakarta, (02/08).
“Dalam Islam, hampir tidak ada kegiatan tanpa seni di dalamnya. Karena Islam bukan hanya agama yang konsen terhadap hubungan manusia dengan pencipta, tapi juga hubungan manusia dengan sesama, serta hal-hal yang berkaitan dengan seni, kebudayaan, dan peradaban,” ungkap Prof. Abuddin Nata.
Peradaban dan kebudayaan, menurut Prof. Abuddin Nata merupakan satu strategi untuk mewujudkan Islam rahmatan lil alamin.
Di samping itu, berkembangnya kebudayaan Islam berbeda dengan Eropa. Kebudayaan Eropa lahir dari suasana konflik, salah satunya pertentangan antara ilmuwan dan gereja.
Lebih lanjut, Gurubesar yang juga menjabat sebagai Ketua Pengurus Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) itu menilai, harus ada pengkajian lebih lanjut mengenai kebudayaan Islam sebagai sebuah strategi yang digunakan untuk mensejahterakan umat.
“Kebudayaan telah dipraktikkan oleh Wali Songo di masa lalu sebagai media dakwah. Pendekatan oleh ulama terdahulu tersebut cukup efektif menyebarkan Islam tanpa konflik, sehingga Islam diterima dengan damai oleh masyarakat,” katanya.
Prof. Abuddin Nata berharap, kepiawaian para ulama terdahulu menggunakan pendekatan seni budaya, dapat dilanjutkan oleh generasi saat ini.
Kata Prof Abuddin, perlu strategi yang matang untuk mewujudkan hal tersebut. Secara teknis, dibutuhkan kontribusi dari para stake holder diiringi dengan kerja sama dengan seluruh lapisan masyarakat.
(Isyatami Aulia/Angga)