JAKARTA — Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional (HLNKI) Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengadakan webinar dalam rangka refleksi akhir tahun dan Hari Solidaritas Palestina yang bertajuk “Situasi Dunia Islam dan Prospeknya” pada Kamis 25/11 lalu. Pada kesempatan ini, Ketua Komisi HKN-LI Drs Bunyan Saptomo menyampaikan pandangannya pada Hari Solidaritas tersebut.
Menurutnya setidaknya ada dua hal dalam menyikapi gerakan solidaritas ini. Pertama, diketahui situasi Timur Tengah ini masih mengalami tantangan cukup berat. Tantangan dari dalam maupun dari luar. Tantangan dari dalam tentunya adalah antarnegara-negara Timur Tengah sendiri. Sedangkan tantangan dari luar adalah tantangan yang berasal dari banyak pihak.
Tantangan dari dalam sendiri bisa diperkuat dengan membangun konsolidasi yang kuat antar negara Timur Tengah. Sedangkan, tantangan dari luar ini bisa dieleminir dengan cara memperkuat konsolidasi pertahanan internal yang baik,terutama negara Timur Tengah harus bisa menggalang satu kekuatan dengan negara lain. Dengan cara memenuhi kepentingan seperti perdagangan, ini bisa menjadi faktor determinan di samping faktor politik.
Kedua, Indonesia sebagai negara Islam harus memiliki ketahanan dalam memperkuat diplomasi. Hubungan internal dengan Timur tengah, serta hubungan Timur Tengah dengan Uni Eropa. Menurutnya, Timur Tengah sendiri seperti diketahui memiliki posisi yang strategis yang diapit oleh benua Eropa dan benua lain. Yang mana, posisinya bisa jadi rebutan. Bisa karena faktor minyak, faktor politik dan faktor lain.
“Indonesia di sini sesuai konstitusi ada pada posisi ingin memainkan peran politik yang bebas dan aktif. Saya rasa tidak ada cara lain kita (Bangsa Indonesia) selain mendukung resolusi PBB ini supaya mampu menjadikan Timur Tengah termasuk Palestina sebagai bagian negara yang sudah sesuai menyatakan kemerdekaannya,” ujarnya.
Namun, lanjut Drs Bunyan Saptomo, merdeka di sini tidak sekedar arti fisial saja tapi merdeka untuk mampu mempertahakan hak asasi yang sifatnya menghargai hak asasi manusia. Sehingga definisi human right itu bisa direalisasikan atau menegaskan hak asasi manusia yang esensial bisa diwujudkan.
Di tengah pertarungan proxy war baik melalui media sosial atau melalui media lain, ia melihat kita semua harus mendorong saudara saudara kita di Timur Tengah bisa hidup kompak aman damai dan pesan ajaran Islam perlu kita camkan di sini. Seperti yang kita ketahui menurut ayat Alquran “Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang berjuang di jalan Allah dengan tertib dan rapi bagaikan bangunan satu sama lain saling mendukung”.
Di akhir sesi, ia juga mengucapkan apresiasi yang besar atas terselenggaranya acara solidaritas ini. “Terutama Komisi Kerjasama Luar Negeri, mudah-mudahan ini bagian dari partisipasi kita untuk menyuarakan damai hidup sejahtera hidup aman adalah kebutuhan hak asasi yang asasi,” ujarnya.
“Setiap orang dan kapan pun tidak boleh ada diskriminasi antar satu negara atau negara lain karena ini adalah sebuah prinsip kehidupan kemerdekaan hak asasi manusia yang berlaku universal dan tidak boleh ada sikap-sikap yang intoleran terhadap kemanusiaan. Karena kemanusiaan harkat dan martabatnya harus kita junjung tinggi,” tutupnya. (Nina Nurjanah/Din)