JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah menggelar Semiloka Penguatan Ketahanan Keluarga di Era Pandemi, Jumat (12/11). Kegiatan selama dua hari ini diinisiasi oleh Komisi Perempuan Remaja dan Keluarga, serta bekerjasama dengan Komisi Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat.
Ketua Panitia Hj. Munawaroh Nur Hadi menyampaikan terima kasih kepada para peserta yang menghadiri kegiatan semiloka penguatan ketahanan keluarga di tengah pandemi.
Menurutnya, Keluarga menjadi tulang punggung yang penting bagi negara. Selain itu, kata dia, berdasarkan data selama pandemi, angka perceraian dan pernikahan anak cenderung naik.
Disamping itu, lanjutnya, angka kematian bayi, angka kematian ibu serta masalah stunting sangat mengkhawatirkan karena sampau saat ini belum menunjukkan adanya tren penurunan.
“Oleh karena itu, semiloka ini penting beri kontribusi dari sisi agama Islam dan segi kesehatan,” ujarnya di Hotel Pandanaran, Semarang, Jawa Tengah.
Sementara itu, Ketua Umum MUI Jawa Tengah, KH Ahmad Darodji mengatakan, problematika keluarga di masa pandemi sangatlah beragam dan menyedihkan, baik dari sisi ekonomi, kesehatan, dan pendidikan.
Dia menambahkan, permasalahan kompleks itu yang menjadi sebab pada banyaknya kasus perceraian bahkan kekerasan dalam rumah tangga.
“Semiloka ini sangat penting untuk mengurai dan sebagai ikhtiar menyelesaikan banyaknya problematika rumah tangga di kalangan umat,” kata Kiai Daroji, ketika membuka secara resmi kegiatan Semiloka tersebut.
Lebih lanjut, Kiai Daroji menegaskan, keluarga adalah unit terkecil dari negara. Dia meyakini, apabila keluarga kuat, maka negara akan kuat.
Atas dasar itu, Kiai Daroji mengatakan, untuk membentuk keluarga yang kuat, maka semua pihak baik suami dan istri harus mempunyai kemampuan mendidik anaknya dengan baik.
“Saya baca buku one minute father, isinya ini mengingatkan apakah orang tua punya waktu satu menit untuk anaknya, makan bersama, ngaji bersama, menanyakan perkembangannya. Bahwa anak butuh pelukan orang tua,” tambahnya.
“Agama kita mengajarkan, rumahku surgaku. Oleh karena itu, maka perlu kesiapan seorang menjadi suami, kesiapan untuk menjadi ibu. Itu tuntutan kita, maka perlu disiapkan agar menjadi sakinah, mawaddah, rahmah,” pungkasnya.[Sadam Al Ghifary/Angga]