JAKARTA – Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ahmad Zubaidi mengingatkan para dai untuk terus berjuang memperbaiki keadaan masyarakat. Sebab, seorang dai bukan hanya menyampaikan nilai-nilai agama, tetapi bagaimana bisa menciptakan dan mendukung kemaslahatan umat.
Pandangan itu disampaikan oleh KH Ahmad Zubaidi dalam Webinar bertema “Penguatan Peran Dai Milenial dalam Kebangkitan dari Dampak Covid-19 di Sulsel dan Maluku Utara” pada Ahad, (31/10). Webinar ini merupakan hasil Kerjasama antara MUI dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
“Sebagai umat Islam kita punya tugas untuk ishlahiyyah (memperbaiki) umat, terutama para dai, untuk amar ma’ruf nahi munkar (mengajak pada kebaikan, mencegah keburukan), di tengah situasi Covid-19 ini sangat dibutuhkan,” ungkapnya.
KH Zubaidi mengatakan, bila menemukan kebaikan, para dai harus menyampaikan konten kebaikan itu kepada masyarakat. Terutama konten yang sangat dibutuhkan saat ini.
Kiai Zubaidi mencontohkan, di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini, konten tentang menjaga protokol kesehatan dan vaksinasi harus dikabarkan kepada umat.
Meski saat ini mengalami pelandaian jumlah kasus Covid-19, Kiai Zubaidi mengingatkan bahwa para ahli sampai saat ini belum menjamin pandemi ini sudah berakhir.
Apalagi, lanjutnya, apabila tidak dicegah, masih ada potensi penularan. Ditambahkan Kiai Zubaidi, hal itu tentu sangat mengkhawatirkan dan perlu dijadikan perhatian oleh seluruh masyarakat.
Untuk itu, Kiai Zubaidi meminta para dai bisa membantu pemerintah. Kondisi pelandaian yang belakangan mulai terjadi bisa menjadi momentum bagi masyarakat kembali dalam kehidupan normal yang terbebas dari pandemi Covid-19.
“Apapun yang memberikan kemaslahatan bagi umat itu bagian dari amar ma’ruf. Kemudian nahi munkar, kita mencegah umat ini kepada kemungkaran dalam konteks Covid-19 kerusakan itu sendiri, kalau ada orang yang melanggar atau jelas yang menyebabkan penularan dan itu masuk bagian dari kemungkaran itu sendiri,” terangnya.
Kiai Zubaidi mengajak para dai untuk melakukan kampanye terhadap hal-hal yang kontraproduktif terkait dengan upaya penanggulangan Covid-19.
Selain itu, ia mengingatkan para dai dapat menyampaikan pesan positif dengan argumentasi yang baik dan bijaksana.
“Dai mengedepankan hikmah, kebijaksanaan kepada mereka-meraka yang menolak kita sampaikan dengan bijaksana. Tidak perlu dengan marah-marah, dengan perkataan halus dan bijaksana,” tuturnya. (Sadam Al-Ghifari/Angga)