JAKARTA — Dai kondang Ustad Syamsudiin Nur Maka menyampaikan inovasi baru dalam berdakwah kepada para da’i milenial. Menurutnya, saat ini peran sosial media begitu berarti sebagai sarana penyampaian dakwah.
Dia menuturkan, salah satu platform yang paling aktif di Indonesia sekarang ini adalah TikTok. Meskipun, kata dia, aplikasi ini awalnya dikenal hanya untuk mendengar musik dan berjoget-joget.
‘’Namun (seiring waktu) banyak yang menggunakanya untuk sarana informasi dan edukasi, pebisnis, dokter, banyak da’i yang masuk ke sana,’’ ujarnya saat webinar Penguatan Peran Da’I Milenial dalam Kebangkitan dari Dampak Pandemi Covid-19, Sabtu (18/9).
Ustad yang juga sering menyampaikan dakwahnya di TV ini mengatakan, kelebihan sosial media bisa berinteraksi langsung.
Ia mencontohkan, saat satu orang bertanya, jawabanya bisa didapatkan oleh semua orang yang melihatnya.
Selain itu, TikTok memiliki algoritma yang sangat berbeda dengan sosial media lainnya seperti Instagram.
‘’Kalo di Instagram kita bisa dapat informasi kalau kita follow, kalo TikTok FYP, tidak harus orang follow dulu, mereka hanya cukup install tiktok, materi kita bisa sampai pada gadget mereka,’’ paparnya.
Ustad yang memiliki 3,5 juta Followers di TikTok ini memberikan tips dalam berdakwah di media sosial.
Pertama, para da’i harus melihat algoritma TikTok terkait musik yang sedang viral di TikTok. Kemudian, para da’i bisa menggunakan musik tersebut untuk sarana dakwah.
”Saya bikin konten dakwah, musik yang sedang viral. Musiknya di mute, dan yang terdengar adalah suara saya,’’ terangnya.
Kedua, dalam berdakwah jangan sampai menjelakkan orang lain.
Selain itu, dakwah juga tidak bisa semuanya kita share kepada orang lain. Ia menceritakan pengalamanya bahwa dakwah digital sangat luar biasa.
‘’Saya berdakwah di Masjid Raya Kubah Emas, salah satu masjid terbesar di ASEAN. Pendengarnya masih kalah jauh dibanding saya berdakwah di tv, tapi ternyata masih kalah jauh dibanding pendengar di sosial media,’’ tutupnya sambil memotivasi para da’i milenial. (Sadam Al-Ghifari/Din)