Haid atau menstruasi merupakan keistimewaan dan siklus rutin yang hampir dialami oleh seluruh perempuan.
Haid merupakan pendarahan pada uterus yang mengalir dari rahim dan keluar sebagai darah menstruasi.
Umumnya, haid berlangsung selama lima hingga tuuh hari dengan siklus 28 hingga 35 hari.
Alquran sendiri menyebut haid sebagai ‘adza, yaitu sesuatu yang menimbulkan rasa sakit tapi bukan penyakit. Allah SWT berfirman:
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ ۖ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ ۖ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّىٰ يَطْهُرْنَ ۖ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah suatu kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS Al Baqarah 222)
Saat mengalami masa haid, seorang perempuan dibebaskan dari kewajiban sholat dan dilarang untuk menyentuh mushaf Alquran.
Lalu bagaimana cara perempuan tetap beribadah di masa haid? Berikut adalah beberapa amalan yang bisa dilakukan saat perempuan haid:
- Memperbanyak dzikir dan sholawat. Melantunkan sholawat dan dzikir bukanlah larangan saaat dalam kondisi haid.
Dengan memperbanyak dzikir dan sholawat justru akan mendapat ketenangan jiwa dan memperbanyak pahala.
Perempuan bisa mengamalkan sebanyak-banyaknua kalimat thayyibah seperti tahmid, tasbih, takbir, dan lainnya sebagi amalan yang bisa memenuhi kekosongan ibadah seperti sholat. Rasulullah SAW bersabda:
: [ يسبح مائة تسبيحة فيكتب له ألف حسنة أو يحط عنه ألف خطيئة ] رواه مسلم
“Bertasbih 100 kali maka ditulislah untuknya 1.000 kebaikan atau dihapus darinya 1.000 kesalahan.” (HR Imam Muslim)
- Murajaah hapalan. Yang diharamkan saat sedang haid adalah menyentuh dan membawa mushaf Alquran. Kendati dilarangnya perempuan untuk menyentuh mushaf saat haid, tidak menjadikan perempuan tidak bis mendapat pahala dari membaca Alquran.
Perempuan tetap bisa mendapat pahala membaca Alquran dengan melakukan murojaah hapalan atau membaca Alquran terjemah sebagai pengganti amalan membaca Alquran.
- Istiqamah Beristighfar. Istighfar merupakan serangkaian amalan yang juga mendekatkan diri kita kepada Allah SWT.
Haid tidak menjadikan halangan bagi perempuan untuk terus mengamalkan istighfar. Dalam haditsnya, Rasulullah menjelaskan tiga keutamaan bagi seseorang yang istikamah dalam membaca istighfar. Bunyi haditsnya sebagaimana berikut:
من لزم الاستغفار جعل الله له من كل ضيق مخرجا ومن كل هم فرجا ورزقه من حيث لا يحتسب
“Barangsiapa yang istikamah membaca Istighfar, maka Allah akan memberinya jalan keluar dari setiap kesulitan, Allah akan memberinya kebahagiaan dari setiap kesusahan, dan Allah akan memberinya rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka.” (HR Imam Abu Daud).
- Menjaga kebersihan. Banyak perempun yang masih lalai dalam menjaga kebersihan tubuhnya selama masa haid. Bahkan beberapa perempuan sampai enggan untuk menyisir rambutnya atau tidak memotong kukunya dengan alasan haram. Padahal semuanya hanyalah mitos belaka. Islam justru mengajarkan kita untuk selalu menjaga kebersihan dalam kondisi apapun.
Disebutkan dalam hadits dari Aisyah, bahwa ketika Aisyah mengikuti haji bersama Nabi Muhammad SAW, sesampainya di Makkah beliau mengalami haid. Kemudian Nabi Muhammad SAW bersabda kepadanya:
…..دعي عمرتك وانقضي رأسك وامتشطي “Tinggalkan umrahmu, lepas ikatan rambutmu dan bersisirlah…” (HR Bukhari 317 & Muslim 1211). (Nurul/ Nashih)