JAKARTA— Kesenjangan gender dalam dunia wirausaha dirasakan tidak saja di Indonesia, namun juga di negara maju.
Beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa gender masih menjadi halangan bagi sebagian perempuan untuk memulai sebuah usaha karena kaum perempuan masih diragukan kemampuannya untuk memiliki usaha sendiri.
Ketua Komisi Perempuan Remaja dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia (KPRK-MUI), Siti Ma’rifah, menjelaskan baru sekitar 0,25 persen pengusaha perempuan yang eksis dan aktif melakukan jiwa wirausahanya di Indonesia. Padahal menurutnya jika perempuan didorong untuk berwirausaha, mereka juga mampu menjadi penggerak perekonomian rumah tangga.
Dia mengatakan, perempuan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) saat ini juga harus menjadi perhatian karena UMKM di Indonesia memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional, terutama dalam kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Terutama, kata dia, dengan kondisi ekonomi bangsa ini yang memprihatinkan di tengah situasi pandemi Covid-19. Dalam hal ini dia berharap seorang Muslimah dapat mengambil peran meningkatkan kualitas kehidupan ekonomi umat di Indonesia.
“Peran pengusaha Muslim demikian pula Muslimah yang bergerak di bidang entrepreneur dalam arti luas, menyangkut pembangunan ekonomi ditujukan untuk memberdayakan manusia (people empowerement) agar dapat mengembangkan potensinya,” kata dia, Sabtu (28/8)
Dalam usaha membangkitkan jiwa entrepreneurship ini, KPRK MUI akan menyelenggarakan kegiatan Workshop Muslimah Intrepreneur dengan Tema “Menggerakkan Kemandirian Ekonomi Keluarga Secara Kreatif, Inovatif, Digital Adaptif di Era Pandemi”.
Workshop yang akan diselenggarakan Senin, 30 Agustus 2021 akan diselenggarakan secara virtual dengan menggandeng beberapa wirausahawan muslimah yang telah terbukti mampu menjadi penggerakan UMKM, dan juga melibatkan 34 KPK daerah sebagai peserta.
Selain dilaksanakan secara virtual, webinar ini juga akan disiarkan secara langsung melalui official akun youtube TV MUI, dan seluruh kanal medsos resmi milik MUI. (Nurul/Nashih)