JAKARTA— Selasa, 17 Agustus 2021, bangsa Indonesia patut bersyukur telah 76 tahun diberi kemerdekaan oleh Allah SWT.
Sejak Proklamasi 1945, bangsa ini sudah dapat terlepas dari penjajahan bangsa asing, yang cengkeramannya pernah dirasakan para parlawan kita. Beratnya penderitaan dijajah, membuat mereka memiliki kepedulian kepada bangsa-bangsa lainnya yang juga sama-sama mengalami penjajahan.
Sehingga mereka berwasiat kepada kita anak cucunya, untuk tidak pernah melupakan bangsa-bangsa lain yang belum dibebaskan, salah satunya Palestina.
Demikian disampaikan Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan MUI Pusat, Dr KH Zaitun Rasmin, Lc, MA. pada webinar tabligh akbar peringatan kemerdekaan Indonesia pada Selasa (17/8/2021).
Menurut Ustadz Zaitun, pada pembukaan UUD 1945 yang dirumuskan pahlawan kita, secara gamblang menjelaskan, bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
“Bangsa yang dijajah tidak akan mampu mendapatkan hak-hak pribadi maupun kolektif warganya, bahkan hak-hak asasi mereka juga sulit diterima. Seperti bangsa Palestina, hak-hak asasi mereka seringkali dilecehkan. Banyak di antara mereka yang diusir dari rumah-rumah dan kampung halamannya. Mereka telah lama dizalimi,” ungkap Ustadz Zaitun.
Dengan demikian, lanjut Ustadz Zaitun, sebagai bangsa yang sudah merdeka, kita hendaknya tidak melupakan Palestina dan bangsa-bangsa yang masih dijajah lainnya, agar mereka dapat dibebaskan dari kezaliman.
“Bangsa Indonesia yang sebagian besar rakyatnya Muslim, tidak boleh melupakan Palestina dan bangsa-bangsa lainnya yang masih dijajah. Karena selain bakti kita untuk melaksanakan amanah dari para pahlawan kita, membebaskan saudara-saudara kita di negara lain yang terjajah merupakan bukti ketaatan kita kepada ajaran agama, khususnya pada Hadits Riwayat Bukhari nomor 2444, yang memerintahkan kita untuk membebaskan orang lain dari segala bentuk kedzaliman. Dan penjajahan merupakan salah satu bentuk kezaliman terberat kepada sesama umat manusia,” jelas mantan dosen Islamic University of Tokyo ini. (Nashih)