JAKARTA— Gerakan Nasional Penanggulangan Covid-19 Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengundang para alim ulama, untuk bersama-sama menyamakan langkah dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Ketuga Gernas MUI, Dr Lukmanul Hakim, mengatakan upaya ini barangkali tidaklah cukup, karena ternyata pandemi berkepanjangan dan dampaknya sudah kita saksikan atau lihat bersama, banyak ulama yang berguguran dan wafat.
“Insyaallah nanti Selasa (2/8), komitmen bersama Gerakan Nasional MUI untuk Penanggulangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi akan diluncurkan tepat pukul 14:00. Kita akan mengundang seluruh pimpinan MUI, para alim ulama, dan juga kita mengundang kementerian, BUMN dan lainain untuk menyatukan potensi umat,” ujar dia dalam acara Pengajian Umum dan Istighasah Virtual dengan tema “Sejukan Hati di Masa Pandemi Bersama MUI”, Sabtu (31/7) malam.
Nasihat dari Kiai Lukman, kadang-kadang di tengah masyarakat ada hal yang perlu di luruskan terkait tentang pandemi ini. Khususnya yang di bidang dakwah Kiai Cholil, dan semua di komisi dakwah meminta agar masyarakat ini diluruskan pahamnya. Sebagai mana disampaikan juga oleh Wapres RI Prof KH Ma’ruf Amin tentang masih banyak para ulama, siapapun dai di dalam berdakwahnya itu belum bisa membedakan maqam mana dia berada, maqam asbab atau maqam tajrid.
“Ini juga barangkali harus kita sampaikan secara baik. Karena banyak sekali penolakan-penolakan masyarakat terhadap upaya-upaya protokol kesehatan, termasuk vaksinasi,” ujar Kiai Lukman.
Tujuan Gernas MUI, menurut Kiai Lukman, adalah bagaimana caranya melindungi umat dari serangan Covid-19, tentu yang akan dilakukan adalah Vaksinasi dan penegakkan protokol kesehatan, nanti termasuk tempat-tempat ibadah, kita tidak ingin masjid ditutup, tapi bagaimana menerapkan protokol kesehatan di tempat-tempat ibadah itu.
Dia menyebutkan masalah selanjutnya yaitu pemulihan ekonomi. Karena menurutnya sekarang makan menjadi barang yang mahal, satu piring nasi menjadi barang yang mahal bagi masyarakat yang terkena dampak Covid-19 khususnya di bidang ekonomi.
Untuk itu, kata dia, Gerakan Nasional MUI mengundang seluruh elemen bangsa sebagaimana tema Milad ke-46 MUI yaitu, Ulama, Umara, dan Umat Bersatu untuk Menghadapi Pandemi Covid-19, dan juga masalah-masalah turunan, yaitu ekonomi.
Kiai Lukman mengatakan jika ini adalah sebuah musibah. Selain berdampak pada kesehatan juga berdampak terhadap bidang ekonomi. Bisa dilihat dari peningkatan kemiskinan. Meskipun Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tambahan yang hanya sekitar 2,7 juta orang, mungkin data riilnya bisa lebih jauh dari itu.
“Karena memang kita suda melihat sekarang, di sekeliling kita, tetangga kita, saudara kita, banyak sekali yang kalau meminjam bahasanya pak Kiai Ma’ruf itu istilahnya misbar (miskin baru). Tetapi saya sampaikan sekarang ada juga istilah Jabar (janda baru). Ini mungkin juga menjadi tanggung jawab para dai bagaimana kita juga menanggulangi jabar ini, dan juga para yatim yang mendadak, itu kita saksikan,” ujar Ketua Gernas MUI yang sekaligus Ketua Bidang Ekonomi MUI itu sembari menambahkan, “Dengan mengumpulkan potensi umat, kita bisa sama-sama bangkit dan sama-sama mengahadapi dampak dari Covid-19,” tutur dia. (Muhamad Saepudin/ Nashih)