JAKARTA- Penasehat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Poso KH Muhammad Adnan Arsal mengungkapkan ulama Poso berharap pemerintah hadir dalam tangani teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang hingga saat ini masih menjadi masalah sehingga Poso masih menjadi daerah tertinggal.
“Sebenarnya kalau dari awal sejak 1998 sampai sekarang ini, kita dari tokoh agama dan lintas agama serta ormas-ormas Islam yang ada, sudah bersepakat bahwa musuh yang ada di atas, di Gunung Biru itu tidak bisa dianggap enteng . Kita harus sepakat bagaimana penyelesaiannya, sehingga kami dari tokoh lintas agama mengharapkan negara hadir untuk menyelesaikan Poso karena sudah cukup lama sudah 22 tahun,” katanya dalam Webinar Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme (BPET) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Minggu 4 Juli 2021.
Akibat belum tuntasnya masalah terorisme tersebut, hingga saat ini Poso masih menjadi salah satu daerah yang tertinggal ketimbang daerah lainnya, seperti Borokwali, Kampana, dan Parigi.
“Kenapa Poso tertinggal dari daerah lain, karena masih ada permasalahan yang belum terselesaikan yaitu adanya sekelompok yang menyatakan dirinya teroris, yang melawan negara. Maka ini merupakan sesuatu hal yang tidak main-main . Untuk itu kami dari lintas agama bersepakat bahwa masa lalu itu sudah masa cukup menjadikan generasi kita menderita, generasi kita yang menjadi abu dan menjadi arang ya inilah kita tinggalkan,” katanya.
Menurut Adnan Arsal perang yang dibiarkan terus menerus bukanlah warisan yang baik untuk generasi mendatang.
“Alangkah besar dosa kita sebagai orang tua, sebagai tokoh tidak menyelesaikan persoalan terosisme,” lanjutnya.