JAKARTA- Wakil Presiden RI, KH. Ma’ruf Amin berharap kerja sama antara Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dapat semakin diperluas hingga ke pesantren. Hal ini perlu dilakukan agar pengembangan ekonomi di pesantren bisa terlaksana dengan maksimal.
“Dari 28.914 pesantren, setidaknya terdapat 12.000 pesantren yang berpotensi untuk pengembangan ekonomi,” kata Wapres saat menghadiri Halal Bihalal pengurus pusat MES di Gedung The Tower, Jakarta, Jumat (04/06).
KH Maruf Amin yang juga Ketua Dewan Pembina MES menjelaskan 12.000 pesantren yang berpotensi tersebut masih memerlukan pendampingan, bimbingan, serta pembekalan, untuk dapat menciptakan santri dengan kemampuan berwirausaha atau yang disebut dengan istilah Santripreneur, demi memajukan ekonomi pesantren.
“Sehingga akan terbentuk lebih banyak santripreneur yang tidak hanya mahir ilmu agama, tetapi juga berjiwa wirausaha. Disebutnya namanya Gus Iwan. Santri bagus, pinter ngaji, usahawan,” kata KH Maruf Amin.
Selain itu, Ketua Dewan Pertimbangan MUI ini menilai pemberdayaan ekonomi pesantren tidak hanya bermanfaat bagi kalangan internal pesantren, tetapi juga bagi masyarakat di lingkungan sekitar pondok pesantren. Untuk itu, Wapres mendorong akselerasi upaya inklusi dan edukasi keuangan syariah berbasis pesantren dengan menggunakan teknologi terkini yang melibatkan partisipasi aktif dari berbagai pihak.
“Perlu ada terobosan pengembangan ekosistem syariah berbasis digital yang terintegrasi dan diselaraskan dengan kearifan lokal, mengingat kondisi ekonomi dan sosial masyarakat yang berbeda-beda di setiap daerah,” kata dia.
Dalam kesempatan itu, Ketua Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) periode 2020-2025 ini, juga mendorong partisipasi perwakilan MES yang ada di luar negeri, baik Australia, Jepang, Inggris, Mesir maupun Malaysia. Ia berharap berbagai upaya peningkatan literasi dilakukan para perwakilan MES.
“Baik melalui diskusi ilmiah dan penerapan prinsip-prinsip ekonomi syariah, serta upaya konkret peningkatan kerja sama ekspor UMKM Indonesia, dapat semakin dikembangkan secara berkelanjutan,” kata dia