Jakarta – Milad Majelis Ulama Indonesia (MUI) ke-45 diadakan secara virtual via zoom. Diikuti oleh seluruh pimpinan dan pengurus MUI Provinsi dari Aceh sampai Papua, Jumat (07/08) malam.
Perayaan Milad ini berlangsung semakin khidmat dengan kehadiran Wakil Presiden Republik Indonesia yang juga merupakan Ketua Umum non-aktif MUI. Terlebih dengan limpahan doa yang bertabur untuk MUI dari segenap jajaran pengurus MUI wilayah se-Indonesia.
Ketua MUI Provinsi DKI Jakarta KH Munahar Muchtar, memaparkan bahwa kehadiran MUI ibarat seorang engineer, yaitu sebagai alat kontrol utama yang bisa melihat hal-hal yang menyimpang lalu memperbaiki dan menjadikannya kembali lurus.
“MUI harus berani menyampaikan yang benar itu benar, dan yang salah itu salah, agar umat ini menjadi ummatan wahidah,” pungkasnya.
Sedangkan Ketum MUI Papua KH Syaiful Islam Al Payage menyampaikan, doa dan harapan dari masyarakat Indonesia bagian timur. Doa mereka agar MUI tetap istiqomah menjadi garda terdepan menjaga bangsa Indonesia, membangun dan memelihara kesejahteraan dan kejayaan umat dan bangsa Indonesia.
“Ini merupakan amanah dari pendiri bangsa terhadap kita sebagai anak bangsa agar memperjuangkan kemakmuran umat,” pungkasnya.
Ketua Umum MUI Jawa Timur KH Abdussomad Bukhori menyampaikan bahwa di usia 45 tahun, MUI semakin mantap eksistensinya baik shodiqul hukumah maupun khodimatul ummah. Ia mengambil contoh dalam pengawalan kasus RUU HIP, MUI mampu menjadi kekuatan yang menyatukan umat untuk mengambil keputusan yg sama menghadapi permasalahan yang menyangkut kebebasan berbangsa dan bernegara.
“Harapan umat kepada MUI sangat tinggi bahkan melebihi apa yang menjadi peran dan kapasitas MUI,” ungkapnya.
Buya Gusrizal Gazahar, Ketua MUI Sumatera Barat mengatakan posisi umat Islam sebagai mayoritas di Indonesia menjadikan MUI semakin matang. Maraknya ta’wilan jahilin, yaitu takwilan-takwilan yang dibuat oleh orang yang tak mengerti ajaran Islam menjadikan peran dan posisi MUI sangat dibutuhkan.
Ia juga berpesan agar independensi MUI jangan sampai ditawar oleh siapapun dalam keadaan bagaimanapun. “Bila ini berjalan maka tugas-tugas kemajelisan akan bisa dilanjutkan dalam ridho Allah swt,” ucapnya.
Ketua Umum MUI Kalimantan Timur, Drs. KH. Hamri Haz mengungkapkan kebangaannya kepada MUI yang dalam kemajemukan mampu mengawal umat Islam dalam menanamkan aqidah Islamiyah. Selalu optimis membimbing umat untuk menjalankan ibadah serta menuntut umat Islam dalam mengembangkan akhlakul karimah.
“Ulama harus menyadari kehadirannya adalah sebagai pewaris nabi, yang senantiasa selalu terpanggil untuk menyampaikan pesan pesan kesejahteraan,” kata dia. (Nurul/ASK)