JAKARTA — Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Wantim MUI) mengeluarkan taushiyyah jelang Ramadhan 1441 H/2020 M. MUI menganggap Ramadhan kali ini patut disambut sebagai bulan festival ibadah umat Islam yang penuh rahmat dan ampunan Allah SWT namun juga duka karena keprihatinan di tengah berlangsungnya pandemi Covid-19.
Ramadhan ini, Wantim MUI mengeluarkan tujuh butir Taushiyyah Ramadhan. Setiap butir Taushiyah tersebut dibacakan langsung oleh Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Prof. Din Syamsuddin, Rabu (22/04) melalui online.
Pertama, ujar Prof. Din, Wantim MUI mengajak umat menyikapi dan menghdapi pandemi wabah Covid-19 dengan prasangka baik, hati tenang penuh kesabaaran, serta ikhtiar dan yakin bahwa segala yang terjadi ini merupakan takdir dari Allah SWT.
“Sejatinya virus Corona juga makhluk Allah yang diturunkan ke muka bumi untuk menguji dan meningkatkan keimanan kita sebagai kaum Muslimin,” ujarnya.
Berikutnya, Wantim MUI mengajak umat memperkuat lembaga keluarga dengan tetap semangat mensyiarkan ibadah di bulan Ramadhan meskipun dari rumah masing-masing. Dari rumah masing-masing, Wantim berharap umat bisa tetap berpuasa dengan khusyu’, menunaikan sholat fardhu dan tarawih secara berjamaah, meningkatkan ibadah sunnah, dengan tetap penuh harap kebaikan (raja’).
“Ketiga, mari kita tingkatkan spirit gotong-royong dan solidaritas persuadaraan keislaman, persaudaraan kemanusiaan untuk bersatu padu menanggulangi wabah Covid-19, saling membantu, saling menolong, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, ” katanya.
Pada poin ke empat, Wantim mengimbau kepada lembaga penyiaran publik untuk menyajikan acara yang produktif seperti membangun solidaritas bersama, menghibur namun mendidik, serta menghindari sajian tayangan yang kontraproduktif dengan kekhuyu’an bulan Ramadhan dan suasana keprihatinan rakyat yang tengah dilanda pandemi Covid-19.
Wantim juga menyampaikan dukungan dan semangat kepada seluruh petugas medis dan relawan yang berada di barisan terdepan dalam penanganan wabah Covid-19. Wantim ingin, pemerintah menjamin kecukupan alat pelindung diri (APD) dan obat-obatan bagi petugas tersebut dan rumah sakit rujukan, sehingga bisa berjalan optimal.
Wantim MUI, dalam kesempatan itu, juga ingin agar masyarakat tidak berlaku diskriminatif terhadap korban Covid-19. Wantim mendorong agar cara pandang kemanusiaan lebih dikedepankan dalam menyikapi korban Covid-19.
“Mari terus berikan dukungan kesembuhan dan kesehatan kepada mereka dengan tetap berpegang kepada mekanisme dan protokol kesehatan dari pemerintah, jangan memandang mereka sebagai aib, sampah masyarakat yang ditelantarkan, termasuk menolak pemakaman jenazah,” kata Prof. Din.
Selanjutnya, Wantim MUI mendorong umat menjadikan perayaaan Iedul Fitri tahun sebagai momen meningkatkan solidaritas, kesederhanaan, mengindari perilaku hedonis, mubazir, maupun menghamburkan harta untuk yang kurang bermanfaat. Harta tersebut, menurut Wantim MUI, seyogyanya digunakan untuk kepentingan penanggulangan wabah Covid-19 baik dari sisi kesehatan, sosial, maupun ekonomi.
“Terakhir, Wantim MUI mengajak umat Islam untuk terus memanjatkan doa dan dzikir kepada Allah SWT agar bangsa Indonesia segera terhindar dari wabah Covid-19 dan makapetakanya, ” kata Prof. Din. (Azhar/Din).