JAKARTA — Majelis Ulama Indonesia (MUI) kedatangan tamu dari Finalis Puteri Muslimah Indonesia 2019. Para Finalis Tersebut diterima di Aula Lantai Buya Hamka, MUI Pusat, Jakarta oleh Wakil Ketua Umum MUI Buya Zainut Tauhid Sa’adi, Ketua MUI yang membidangi Seni dan Budaya Islam KH Ahmad Sodikun, serta jajaran Komisi Informasi dan Komunikasi (Infokom) MUI.
Kiai Sodikun sebagai Ketua Bidang Seni dan Budaya Islam menyampaikan masukan kepada para Finalis yang hadir dalam kesempatan tersebut. Dia mengingatkan bahwa para finalis harus menanamkan diri akan menjadi pejuang perempuan (mujahidah), bukan sekadar puteri Muslimah yang rupawan.
“InsyaAllah nanti akan terpilih menjadi mujahidah, sehingga lebih tinggi dari putri Muslimah yang terpilih. Yang istimewa bukan terpilihnya, mulai sekarang sudah diinjeksikan cita-cita menjadi mujahidah,” paparnya.
Menurutnya, dengan menjadi mujahidah, seseorang akan selalu berkomitmen pada kebenaran dan kebaikan. Selain itu, lanjutnya, mujahidah juga konsisten dengan tutur kata yang penuh dengan nilai kesantunan.
Seorang mujahidah, katanya, juga memiliki sikap tidak meminggirkan orang lain namun justru menggunakan kecantikan yang dimilikinya untuk mengangkat orang lain. Dia melanjutkan, seorang mujahidah selain cantik juga tidak sombong atau angkuh karena keangkuhan merupakan titik awal kehancuran.
“Di samping seorang cantik adalah ketiadaan kesombongan, keangkuhan, dan kehadirannya justru membahagiakan. Bagaimana sebuah kecantikan bisa memberikan kecantikan kepada orang lain atau istilahnya memberikan berkah,” katanya.
Kiai Sodikun memaparkan, titik tekan seorang mujahidah bukan semata pada kecantikannya namun juga nilai-nilai kebaikan dan kebenaran yang melekat pada dirinya. Ketika seorang mujahidah menghadapi masalah, maka kesabaranlah yang akan dikedepankan.
“Mudah-mudahan saudara sekalian terpilih di hadapan Allah SWT dan akan dicintai seluruh makhluk Allah SWT,” katanya. (Azhar/Din)