JAKARTA— Sepekan pasca-Pemilu 2019 usai, Majelis Ulama Indonesia (MUI) di beberapa provinsi menyuarakan ajakan untuk merajut tali persaudaraan antarsesama anak bangsa.
Ketua MUI Lampung, KH Khairuddin Tahmid, mengajak seluruh elemen bangsa kembali bersatu dan fokus membangun Indonesia. Menurutnya, perbedaan pilihan di pilpres lalu tidak boleh diteruskan. Kini, yang patut dilanjutkan adalah persatuan dan kesatuan bangsa. “Tidak ada lagi 01 atau 02, yang ada adalah 03 yaitu persatuan Indonesia,” kata Kiai Khairuddin menegaskan, dalam keterangannya kepada MUI.OR.ID di Jakarta, Ahad (28/4).
Secara terpisah, Ketua MUI Jawa Timur, KH Abdusshomad Buchori, dalam taushiyahnya juga mengirimkan pesan persatuan. Dia menyerukan khususnya kepada umat Islam agar dapat kembali menyatukan hati, pikiran, dan langkah untuk menegakkan ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah wathaniyah (persaudaraan kebangsaan).
“Kami mengajak umat beragama khususnya umat Islam untuk senantiasa memanjatkan doa kepada Allah SWT agar bangsa Indonesia aman dan sentosa, rukun serta damai, dan terhindar dari malapetaka perpecahan,” katanya Selasa (23/04) di Kantor MUI Jatim, Surabaya.
Wakil Ketua MUI Sulawesi Selatan (Sulsel), Prof Muhammad Ghalib, mengatakan MUI Sulsel sedang berusaha mempererat tali persaudaraan bangsa seperti semula. Bagaimana mempererat hubungan antara pemerintah dan ulama dalam pembangunan umat, sehingga umat ini bisa sehat fisik, sehat rohani, kemudian bisa bersatu padu dalam perbedaan.
“Kita berharap fokus merekatkan kembali kesatuan, kerukunan, dan persatuan setelah kita ada perbedaan-perbedaan itu ada, kita saling menghormati, kita rukun, kita bekerja sama lagi sebagai sesama anak bangsa,” ungkapnya Kamis (25/04) di Makassar, Sulawesi Selatan
Secara terpisah, Ketua MUI Jateng, KH Ahmad Darodji juga menyuarakan hal senada. Menurutnya, permasalahan pemilu selayaknya disikapi sebagai pernak-pernik yang saat ini sudah harus selesai. Beliau memisalkan dengan ajakan nabi untuk kembali bersilaturahmi setelah maksimal tiga hari memutuskannya.
“Kalau orang itu bermusuhan, maka maksimal tiga hari, dan yang paling bagus adalah memulai dengan salam,” papar Kiai Darodji Jumat (26/04) di Semarang, Jawa Tengah.
Ketua MUI Nusa Tenggara Timur (NTT), KH Abdul Kadir Makarim, mengimbau seluruh masyarakat agar menghentikan sikap yang merusak kerukunan dan kedamaian di Indonesia. “Kemarin kita mungkin beda pilihan politik, tetapi kita semua adalah satu warga bangsa. Mari bersama menjaga kerukunan dan kedamaian di negara ini dari usaha-usaha untuk memecah belah. Pesta sudah selesai. Sekarang mari kita bergandengan tangan,” ungkapnya di Kupang, Senin (22/04).
Ketua MUI Maluku, Prof Abdullah Latuapo, mengingatkan bahwa pascapemilu, semestinya umat hidup kembali dengan bersatu lagi. “Kita Hidup bersama kembali dan hilangkan semua hiruk pikuk yang kita sering dengar kemarin karena sekarang sudah dilewati,” paparnya di Ambon, Senin (22/04).
Di Provisi Banten, Ketua MUI Banten, KH A M Romly juga mengimbau seluruh masyarakat menjaga kesatuan bangsa. Pemungutan suara menurutnya telah usai dan untuk itu maka kerukunan harus kembali dimunculkan. “Saya mengajak semuanya untuk tetap menjaga kerukunan,” katanya Jumat (19/04) di Serang, Banten.
Tidak ketinggalan, Ketua MUI Sulawesi Barat, KH Husain Nur, mengajak masyarakat tetap menjaga persatuan dan kesatuan setelah Pemilu 2019.
“Kami mengingatkan kepada smeua pihak agar perbedaan politik tidak membuat masyarakat menjadi bertentangan, semua pihak yang berbeda pilihan mesti kembali menyatu sebagai seorang saudara” katanya di Mamuju, Rabu (24/04). (Azhar/ Nashih).