Jakarta – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengharapkan peran aktif
ulama dalam mensosialisasikan pemilu damai. Harapan ini disampaikan dalam Rapat Pleno Dewan Pertimbangan MUI Ke-35 Rabu (13/2) di Gedung MUI Pusat, Menteng Jakarta Pusat
Koordinator Divisi Pengawasan dan Sosialisasi Bawaslu, M Afifudin, mengatakan Bawaslu dalam tugasnya sudah melakukan pemetaan daerah yang rawan. Dirinya berharap di semua daerah khususnya daerah rawan, para ulama turut serta memberikan pencerahan dan penyejukan bagi masyarakat.
“Para kiai dan ulama diharapkan dapat ikut serta dalam menjaga kondusivitas pra dan pasca pemilu,” kata Afifudin.
Kiai dan tokoh agama, lanjutnya, akan lebih didengar jamaahnya dan masyarakat dibanding Bawaslu. Oleh karena itu peran tokoh agama dalam mewujudkan pemilu damai sangat besar.
Anggota Wantim MUI yang juga Pengasuh Pondok Modern Gontor, KH Hasan Abdullah Sahal mengimbau kepada masyarakat untuk bersikap dewasa menyikapi pemilu tahun ini.
“Jangan berpikir pemilu tahun ini hanya untuk lima tahun ke depan saja, tapi untuk identitas bangsa dan negara selamanya. Perbedaan pilihan, menyikapi situasi ini perlu kedewasaan, karena yang untung dan rugi kita sendiri,” jelas Kiai Hasan.
Ia menambahkan terkait kepercayaan masyakat terhadap pengawas dan penyelenggara, juga butuh keterlibatan dari semua pihak. “Kepercayaan kepada penyelenggara dan penyelenggaraan tidak bisa diserahkan hanya kepada KPU dan Bawaslu saja,” katanya. (Azhar/Nashih)