Jakarta – Ketua MUI Bidang Perempuan Remaja dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia (PRK MUI) mengatakan kondisi muslimah di Indonesia jauh lebih maju dibandingkan di negara-negara lain. Ia mencontohkan, banyak muslimah menjadi ulama dan aktif berorganisasi.
“Sekarang sudah muncul ulama perempuan, dan sejenisnya sehingga sekarang sudah lumayan maju,” ungkapnya Rabu (19/12) di Grand Cempaka, Jakarta dalam kegiatan Kongres Muslimah Indonesia (KMI) ke-2 kemarin.
Dari hasil pengamatannya ke berbagai pelosok Indonesia, guru besar UIN Jakarta ini mengungkapkan, hampir semua muslimah di Indonesia aktif dalam organisasi. Bentuk organisasi tersebut minimal dalam majelis taklim atau pengajian.
Semangat berorganisasi ini, menurutnya, merupakan keunggulan muslimah Indonesia dibandingkan di negara-negara lain. Aktivitas tersebut juga bukti muslimah di Indonesia selain aktif di keluarga juga di lingkungan masyarakat sekitarnya.
“Ibu-ibu di Indonesia semuanya berorganisasi, mereka aktif di masyarakat,” katanya.
Ia pun terus mendorong berbagai lembaga membuka peluang yang lebih lebar bagi muslimah untuk berkembang. Ia mengatakan kerap mendatangi pesantren-pesantren mengimbau pimpinannya untuk memberikan santriwati peluang melanjutkan belajar ke level lebih tinggi.
Dengan begitu, Ia berharap perempuan tidak lagi terkekang di rumah saja, namun juga mengembangkan diri dan melahirkan generasi yang lebih maju.
“Kami sudah masuk ke pesantren menyadarkan kiai dan nyai untuk memberikan santriwati peluang untuk sekolah lanjut, untuk tidak hanya menanamkan peran perempuan hanya di dapur, sumur, dan kasur, namun juga beraktualisasi diri bisa berperan di dalam rumah,” katanya.
Sebagai ketua Majelis Ilmuan Muslimah Internasional, Prof Amany pada kesempatan itu mengajak para muslimah untuk sesekali menghadiri konferensi tingkat internasional dan membicarakan kondisi muslimah Indonesian di sana. Untuk menerima tawaran itu, Ia meminta muslimah menguasai bahasa Arab dan aktif berbicara menyuarakan pandangan muslimah Indonesia di kancah internasional.
“Saya tidak ingin maju sendiri, saya ingin mengajak sepuluh perempuan setiap tahun untuk hadir di forum internasional, menyuarakan pandangan muslimah Indonesia,” ujarnya. (Azhar/Anam)