MANADO– Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menegaskan masyarakat sulawesi utara terkenal dengan kehidupan yang toleran. Pernyataan disampaikan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sulawesi Utara, KH Abdul Wahab Abdul Gafur menyikapi penolakan oknum atas kedatangan Habib Bahar bin Smith dan Habib Hanif ke Manado beberapa waktu lalu.
Kiai Abdul mengatakan penolakan terhadap dua orang tokoh agama di Sulut, dilakukan hanya oleh segelintir oknum. Dia berharap peristiwa tersebut tidak dimanfaatkan dan ditunggangi kepentingan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. “Jangan sampai peristiwa tersebut dimanfaatkan atau ditunggangi oknum tidak bertanggung jawab,” kata dia di Manado, dalam keterangannya kepada MUI.OR.ID, Kamis (18/10).
Lebih lanjut, dia menjelaskan slogan ‘Torang Samua Basudara atau kita semua bersaudara’ selalu dipegang masyarakat di sana untuk hidup damai walau berbeda suku, agama, ras, bahkan golongan.
“Alhamdulillah, kedamaian yang terjadi di Sulut sudah menjadi pegangan masyarakatnya. Walaupun berbeda-beda keyakinan, suku, dan ras tetap saja masih merasakan hidup rukun antara satu dengan lainnya,” ungkapnya
Masyarakat Bumi Tinutuan itu, diakuinya, telah menjadikan toleransi sebagai ciri khasnya dalam menjalani kehidupan sehari-hari. “Sudah menjadi ciri khas masyarakat Nyiur Melambai tentang hidup toleran,” ujarnya.
Situasi masyarakat dalam perbedaan-perbedaan itu, ungkap dia, menuntut lahirnya kehidupan rukun dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga daerah tersebut selalu tercipta keharmonisan di tengah perbedaan-perbedaan yang ada.
Perbedaan tersebut, menurut dia, harus diakui dan disadari menjadi acuan bersikap.
Saling menghormati dan menghargai harus dijunjung tinggi demi masyarakat yang sejahtera. “Apapun perbedaan kita, mari kita jadikan kelebihan kita sebagai masyarakat Sulut,” katanya.
Dia berkeyakinan, semua agama di negeri ini mendorong nilai kerukunan dan kebaikan terhadap sesama. “Kebaikan yang kita tunjukkan merupakan wujud hidup rukun dan damai,” ujar dia. (Azhar/Nashih)