Ternate – Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indoensia (MUI) Maluku Utara, KH Harun Ghonini mengajak peserta Forum Dialog Literasi Media Ke-9 di Kota Ternate untuk selektif dan cerdas dalam beraktivitas di media sosial.
“Anak muda harus bisa memfilter dan memilih konten di medsos, sehingga dapat berkomunikasi dengan sopan dan tidak menyebar hoaks, serta meningkatkan ketaatan dan beragama, “ kata Kiai Harun saat Pembukan Literasi Media di Batik Hotel, Ternate pada Jum`at (5/10).
Sejalan dengannya, Selamatta Sembiring, Direktur Tata Kelola dan Kemitraan Komunikasi Publik Kemenkominfo juga menghimbau agar generasi milenial cerdas dalam menggunakan teknologi dan media sosial.
“Penggunaan teknologi dan media sosial jangan sampai kebablasan, perlu bijak dalam pemanfaatan fitur aplikasi dan durasi penggunaannya,“ ujar Selamatta.
Penggunaan yang berlebihan, lanjutnya, dapat menggangu kesehatan fisik dan psikis seseorang.
“Faktanya, dua pelajar SMP dan SMA di Jember masuk Rumah Sakit Jiwa lantaran overdosis dalam penggunaan tekonologi dan medsos, “ terangnya.
Berdasarkan survey, penyebaran ujaran kebencian dan hoax saat ini sangat menyedihkan. Ia berpendapat, hoax adalah singkatan dari heboh, omong kosong, aneh, diluar nalar, dan tidak jelas.
Sementara itu Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat, KH Faiz Syukron Ma`mun juga menegaskan tentang pentingnya kehati-hatian dalam menggunakan media sosial, sehingga informasi yang keluar adalah baik dan benar.
“Kemajuan teknologi harus digunakan secara arif, pedoman bermedia sosial telah diterbitkan MUI lewat Fatwa No 24 Tahun 2017, “ terang Kiai Faiz.
Sebagai individu, sambung Kiai Faiz, bila menerima informasi harus selektif dan bertabayyun (konfirmasi) pada unsur yang tepat.
“Jika dapat konten bernafaskan agama, tanya dulu kebenarannya ke kiai dan ulama. Jika terkait isu ekonomi tanya ke ahli ekonomi, lanjutnya.
Berdasarkan pantau, setelah sesi paparan terkait literasi media, peserta dibimbing untuk menciptakan konten positif dengan workshop pembuatan video pendek. (Ichwan/thobib)