Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengundang para petinggi partai membahas ‘Membangkitkan Marwah Politik Umat Islam’ di Kator MUI, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat Rabu (26/04).
Pertemuan tersebut merupakan rapat pleno ke-17 yang diadakan setiap bulan. Bulan sebelumnya, pertemuan serupa mengundang Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian. Sementara pada pertemuan kali ini, hadir Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ahmad Basarah, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman, Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Fadli Zon, politikus Partai Golkar Ali Mochtar Ngabalin, dan Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) Bachtiar Nasir.
Prof. Dr. Din Syamsuddin selaku Ketua Dewan Pertimbangan MUI mengatakan, acara seperti ini merupakan dialog bulanan. Beliau ingin, kehadiran perwakilan partai ini bisa menggambarkan pandangan sekaligus solusi bagi umat Islam di bidang politik. “Apa yang dilihat dalam persepektif partainya tentang permasalahan umat Islam dalam bidang politik. Apa solusi yang harus dan bahkan dilakukan, ” katanya.
Apa yang disampaikan Prof. Din dijawab oleh Presiden PKS Sohibul Iman. Sohibul mengatakan, saat ini adalah momentum yang tepat untuk menggambarkan kebangkitan marwah politik umat Islam. Momentum itu ditandai dengan kemenangan salah satu calon yang diusung mayoritas umat Islam. Selain itu, muncul pula langkah produktif seperti pembentukan koperasi 212. “Umat Islam merasakan itu sebagai momentum dimana umat merasa marwahnya naik dengan kemenangan ini, ” ujarnya.
Namun, Sohibul juga mengakui bahwa kebangkitan itu tidak lepas dari isu bersama umat. “Kenapa bisa menyatu semua? Ini di-trigger (dipicu) penistakan agama. Karena itu umat Islam bersatu,” tuturnya.
Tanpa isu itu, Sohibul mengakui umat Islam sulit menyatu seperti saat ini. Untuk itu, Sohibul berharap kedepannya masyarakat bisa menjaga isu urusan bersama sehingga tetap menyatu. “Bagaimana sebagai umat kedepan selalu memiliki isu bersama yang bisa menyatukan kita dan mau bekerja secara produktif, ” tutupnya. (Azhar)