Timbalan Pengarah Ketua Jakim Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM), Datuk Muhammad Nordin Ibrahim, berkunjung ke Gedung MUI Pusat, Jalan Proklamasi No 51, Jakarta Pusat Senin (17/04).
Datuk Nordin bersama rombongan 28 orang disambut Sekretaris Jendral Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dr. Anwar Abbas, Wakil Sekretaris Jendral, Dr. Amirsyah Tambunan, serta Bendahara Iing Solihin Noorgiana.
Pertemuan diawali dengan penjelasan Buya Anwar mengenai identitas MUI. Menurut Buya Anwar, MUI bukanlah ormas Islam namun kumpulan ormas Islam yang mencapai 70 organisasi. “MUI bukan mass organization seperti Muhammadiyah atau Nahdlatul Ulama. Majelis Ulama adalah tempat berhimpunnya Ulama, Zuama, dan Cendekiawan, ” katanya.
Sementara itu, Datuk Nordin menjelaskan permasalahan Keislaman yang sedang dihadapi Malaysia terkini. Datuk menuturkan, masalah Keislaman Malaysia adalah aliran-aliran yang tidak sejalan dengan yang seharusnya, baik yang liberal sampai yang berbeda akidah.
Menanggapi hal itu, Dr. Amirsyah yang biasanya menangani masalah aliran keagamaan, menanggapi bahwa masalah yang terjadi di Malaysia maupun Indonesia sering disebabkan oleh subjek yang sama. “Tokohnya itu-itu lagi, ” katanya.
Selain mengenai masalah akidah, Buya Anwar juga menuturkan permasalahan umat Islam terkait Perekonomian. Buya Anwar menyatakan, saat ini ketimpangan ekonomi di Indonesia sangat dirasakan umat Islam. “Seratus besar orang terkaya di Indonesia, hanya dua puluh empat orang yang Islam”, tuturnya.
Untuk itu, Buya Abbas mengatakan bahwa mulai tanggal 22 sampai 24 April mendatang, MUI akan mengadakan Kongres Ekonomi Umat yang bertujuan memupus ketimpangan tersebut. “Kita mengadakan kongres ekonomi umat agar ketimpangan menurun, ” tuturnya.
Mendengar itu, Datuk Nordin berharap masalah seperti ini bisa diatasi. “Kalau kita ada usaha, ada ikhtiar, MUI akan terus bergerak maju. Ini merupakan organisasi yang sangat besar dan berpengaruh. Kita doakan akan lebih baik dalam berbagai perkara, ”ungkapnya. (Azhar)