Rektor Universitas Imam Muhammad bin Saud Al Islamiyyah, Riyadh, Arab Saudi, Prof. Dr. Sulaiman Abdullah Abal Khayl, mengunjungi Kantor MUI, Jl. Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (13/04). Syaikh Sulaiman hadir bersama rombongan yang terdiri dua puluh orang. Kedatangan ke MUI juga bersama duta besar Arab Saudi untuk Indonesia, Osama Bin Mohamed Abdullah Al Shu’aibi.
Kunjungan tersebut disambut Wakil Sekjen MUI bidang hubungan luar negeri, Ustadz Zaitun Rasmin. Ustaz Zaitun membuka dengan mengucapkan selamat datang sekaligus memperkenalkan profil Syaikh Sulaiman kepada hadirin.
Selain Ustadz Zaitun, Ketua MUI bidang Ekonomi, Dr. Lukmanul Hakim, yang juga Direktur LPPOM MUI, juga hadir untuk mewakili Ketua Umum MUI, Dr. KH Ma’ruf Amin, yang sedang melakukan kunjungan ke Sumatera Barat.
Lukman menyampaikan gambaran MUI kepada rombongan Universitas Islam Imam Muhammad Bin Saud. Lukman menjelaskan posisi MUI sebagai wadah bersama yang terdiri lebih dari 65 ormas Islam. Juga tak lupa, beliau menyampaikan fungsi MUI seperti mengeluarkan fatwa-fatwa yang bukan hanya dipakai di Indonesia namun juga internasional.
Sementara Syaikh Sulaiman, setelah mendengarkan penjelasan Lukman, mengatakan sesama umat Islam harus bahu membahu menghadapi perubahan zaman. “Penting semua kalangan ini bertemu, untuk bahu membahu menghadapi perubahan zaman. Perubahan yang bahkan bisa terjadi dalam hitungan jam, ” katanya.
Syaikh Sulaiman juga menyampaikan pentingnya posisi ulama bagi dunia. Baginya, ulama seperti gunung bagi bumi untuk menyeimbangkan keadaan. “Mereka (ulama) tak ubahnya seperti gunung untuk bumi, fungsinya menjaga stabilitas, dan sebagai pandu menjelaskan hakikat agama, ” imbuhnya.
Selain membahas masalah dakwah, pertemuan tersebut juga membahas potensi kerjasama pendidikan (beasiswa) yang dijalin antara MUI dengan Universitas Islam Imam Muhammad Bin Saud. Syaikh Sulaiman di akhir pertemuan mengatakan akan mengurus draft kerjasama dan mengundang pengurus MUI ke Riyadh. “Saya akan mengarahkan, menginstruksikan wakil rektor untuk urusan kerjasama budaya dan pengetahuan. Untuk membentuk sebuah tim advance untuk menyiapkan draft kesepakatan kerjasama, ” Tutupnya. (Azhar)