JAKARTA- Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK) mengimbau umat Muslim merayakan pesta demokrasi Pemilu dan Pilpres 2019 yang akan dilaksanakan dalam beberapa bulan lagi dengan tetap menjaga ukhuwah Islamiyah. Imbauan ini disampaikan saat rapat Pleno Ke-29 Dewan Pertimbangan (Wantim) MUI Senin (6/8) di Gedung MUI Pusat, Menteng, Jakarta Pusat.
“Mari kita menjaga agenda demokrasi bangsa ini dengan ukhuwah Islamiyah, jangan sampai ada reduksi makna umat,” kata JK.
Umat, kata JK, tersebar di berbagai partai politik, baik partai yang religius maupun nasionalis. JK berharap tidak ada dikotomi antara partai agama dan nasionalis. “Jangan sampai ada yang mengklaim ini umat yang itu bukan, padahal masih sama- shalat,” tambah JK saat Pleno Wantim yang bertemakan umat Islam Menghadapi agenda demokrasi itu.
Yang terpenting, menurut JK, adalah apa saja tujuan berpolitik dan berdemokrasi, apa pesan ke partai, dan apa yang sudah dan belum dicapai bangsa ini. “Semangat berdemokrasi adalah mencari orang terbaik dan kita pilih bersama, “ imbuh JK.
Dari segi semangat keagamaan, tambah JK, pihaknya bersyukur karena keberagamaan di Indonesia ini terus meningkat tiap tahunnya. Haji contohnya, jika dahulu orang yang ingin berhaji waktu keberangkatannya bisa cepat, sekarang bisa menunggu hingga rata-rata 20 tahun, bahkan di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan mencapai 35 tahun.
“Semangat beribadah umat Muslim Indonesia sangat jauh meningkat dibandingkan 20 tahun lalu, jumlah masjid terus bertambah, dan jamaah haji bisa antre hingga 35 tahun di Kabupaten Wajo, “ ungkap JK yang juga Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) ini.
Di hadapan para ketua ormas Islam, JK kembali menekankan pentingnya menjaga ukhuwah Islamiyah dan persatuan dan kesatuan bangsa. “Kita sangat sedih melihat perpecahan yang pecah di 15 negara Muslim, dari 52 negara Islam di dunia,” kata dia (Ichwan/Nashih)