Majelis Ulama Indonesia (MUI) merayakan hari jadinya yang ke empat puluh tiga, Kamis (26/07). Setelah setahun sebelumnya pada 2017 MUI membuat gebrakan Arus Baru Ekonomi Indonesia, kali ini MUI merintis pembangunan menara MUI yang berlokasi di Jalan Raya Hankam, Jakarta Timur.
Menurut Ketua Umum MUI KH. Ma’ruf Amin, pembangunan menara MUI sangat diperlukan mengingat MUI sampai saat ini belum memiliki gedung sendiri. Gedung MUI Pusat di Jalan Proklamasi No 51, Jakarta Pusat yang ditempati sejak 2007 berstatus milik Kementerian Agama dengan status pinjam pakai. Sebelum 2007, MUI berkantor di Masjid Istiqlal dan Masjid Al Azhar.
“Sekarang ini MUI Pusat berkantor di sebuah bangunan milik Kementerian Agama dengan status pinjam pakai, ” ungkap Kiai Ma’ruf saat memberikan sambutan Tasyakuran Milad MUI Ke-43 dan Peletakan Batu Pertama Menara MUI di Jalan Raya Hankam, Jakarta Timur, Kamis (26/07).
Selain status yang masih pinjam pakai, kebutuhan ruangan untuk kegiatan dua belas komisi dan sepuluh lembaga di dalam MUI juga membuat menara ini semakin penting. Terlebih lagi saat ini peran dan tanggung jawab MUI semakin meningkat. MUI, lanjut Kiai Ma’ruf, juga dihadapkan pada kewajiban menjawab tantangan perubahan zaman dan dunia.
“Harapan dan tuntutan umat Islam terhadap peran MUI juga makin meningkat seiring makin meningkatkanya kesadaran dan kebutuhan umat Islam, ” katanya.
Lokasi di Jalan Raya Hankam dipilih karena rencananya lokasi ini akan menjadi pusat bisnis dan ekonomi Islam di Indonesia. Lahan seluas 18 Ha tersebut, selain akan dibangun menara MUI, juga ada gedung-gedung lain seperti apartemen Safa-Marwa yang bersebelahan dengan menara MUI, Supermarket Halal, Pusat Makanan Halal, Mall khusus busana muslim, masjid besar, dan pusat manasik umrah dan haji. Menara MUI dalam kawasan tersebut menjadi ikon utama.
“Menara MUI rencananya berada di kawasan perkantoran, perhotelan, hingga pusat kuliner halal, dibangun di atas 2 Ha, 17 lantai, dan di dalamnya ada masjid.” Ungkap Ketua Panitia Milad MUI 43, Lukmanul Hakim saat memberikan sambutan di kesempatan yang sama.
Lukman menyebutkan, Menara MUI dibangun dengan skema kerjasama dengan berbagai pihak melaui reksadana Syariah dan wakaf. Posisi MUI yang strategis, tambah Lukman, sudah sewajarnya memiliki gedung sendiri dan pembangunannya disambut meriah.
“Sebagai lembaga yang sangat strategis, MUI sudah waktunya memiliki gedung sendiri yang pembangunanya akan disambut dengan sukacita dari berbagai kalangan.” Tuturnya.
Di akhir sambutannya, Lukman mengajak para undangan yang hadir berpartisipasi membangun menara MUI. Dia berharap, saat musyawarah nasional MUI tahun 2020 nanti, Menara MUI sudah bisa dipakai. (Azhar)