Jakarta – Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla hadir di MUI dalam Rapat Pleno Dewan Pertimbangan MUI ke-28 dan Buka Puasa Bersama yang berlangsung Rabu (06/06) di Gedung MUI Lantai 4, Menteng, Jakarta.
JK dalam kesempatan itu mengajak para pemimpin ormas Islam yang hadir bekerjasama memajukan perekonomian umat, bukan sekadar politik keumatan seperti yang selama ini sudah berjalan.
“Bagaimana kita disini dapat mendorong bersama-sama utk kemajuan, tak hanya kita bicara politik koalisi keumatan tapi berbicara tentang ekonomi keumatan,” katanya.
Menurutnya, ekonomi umat wajib terus didorong karena tidak bisa dilepaskan dari kehidupan umat. Dibanding bidang-bidang lain, lanjut JK, bidang ekonomi umat masih lemah.
Fakta bahwa mayoritas penduduk Indonesia memeluk Islam, lanjut JK, mestinya disadari untuk lebih fokus lagi pada masalah ekonomi. Jumlah muslim mayoritas yang dibarengi banyaknya muslim kaya akan meningkatkan perekonomian nasional sekaligus pemerataan.
Terkait pemerataan pendapatan, JK mencontohkan bahwa dengan banyaknya muslim yang menjadi pengusaha, maka akan semakin banyak zakat terkumpul karena kalangan berpunyalah yang umumnya mengeluarkan banyak zakat.
“Karena disitu letak kelemahan kita, bagaimana bisa terima zakat banyak kalau orang kaya kurang, karena yang paling banyak zakatnya orang kaya, kan begitu,” ujarnya.
JK juga mengingatkan bahwa keadilan ekonomi tidak berarti yang sudah kaya lantas turun kekayaannya, namun menyebarkan virus ingin kaya kepada orang lain sehingga jumlah orang kaya semakin banyak. Menurut JK, modal menjadi kaya tidak hanya modal finansial, yang tidak kalah penting dari itu adalah keinginan dan niat yang kuat menjadi seorang pengusaha.
“Saya bicara ini bukan berarti yang (perekonomiannya) maju harus turun, tidak, tapi kita harus memajukan semangat umat kita untuk lebih banyak sehingga kita mempunyai usaha,” ujarnya.
Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Prof. Din Syamsuddin memuji penyampaian JK. Menurutnya, apa yang disampaikan tersebut sangat menarik dan relevan dengan kondisi keumatan terkini.
“Sangat menarik yang beliau (JK) usulkan, jangan terlalu banyak bicara soal kerja sama dalam bidang politik, koalisi keumatan dalam bidang politik, tapi coba beri perhatian kepada membangun koalisi keumatan dalam bidang ekonomi.” pujinya. (Azhar/Thobib)