JAKARTA – Wakil Ketua Umum MUI Pusat, H. Slamet Effendy Yusuf, 67 tahun, wafat di Bandung, Rabu malam, 2 Desember 2014, sekitar pukul 23.00 WIB. Mantan Wakil Ketua Panitia Ad Hoc I Badan Pekerja MPR itu tengah mengikuti kegiatan MPR RI.
Kamis pagi (3/12), jenazah Wakil Ketua Umum PBNU itu disemayamkan di rumah duka, Perumahan Citra Grand, Cluster Castle Garden Blok H-8, Cibubur, Jakarta Timur. Pukul 10.30 WIB, jenazah Ketua Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI) itu dibawa ke Purwokerta, untuk dimakamkan di pemakaman keluarga, komplek Pondok Pesantren Al Azhary, Karang Tengis, desa Lesmana, Kecamatan Ajibarang, Banyumas.
Sejumlah tokoh tampak hadir di rumah duka, Cibubur. Mulai Ketua Umum MUI yang juga Rais Aam Syuriyah PBNU, KH Ma’ruf Amin, mantan Ketum PBNU, KH Hasyim Muzadi, Menag Lukman Hakim Saifuddin, Ketum PBNU, Prof. KH. Said Aqil Siradj, Menpora Imam Nahrawi, Sekjen DPP Golkar Idrus Marham, dan banyak lagi.
Meski sudah hampir 70 tahun, Slamet dikenal organisatoris yang energik. Selama tahun ini, Slamet menjadi Ketua SC Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) ke-6 di Yogyakarta, Februari 2015, Ketua SC Muktamar NU ke-33 di Jombang, awal Agustus 2015, dan Ketua SC Munas MUI ke-9 di Surabaya, akhir Agustus 2015. Pada musim haji, September lalu, sebagai Ketua KPHI, mantan Ketua Umum GP Ansor itu berada di Arab Saudi.
Sepulang pengawasan haji, Slamet terus beraktivitas, memberi wawasan kebangsaan pada WNI di Lebanon, melantik PCI NU Brunei Darussalam, dan terakhir mengikuti program MPR di Bandung.
Slamet Lahir di Purwokerto, 12 Januari 1948, putra sulung pasangan KH Yusuf Azhari dan Hj Umi Kulsum. Menempuh pendidikan dasar di pesantren dan madrasah, Slamet menyelesaikan S1 di IAIN Yogyakarta dan S2 di FISIP Universitas Indonesia. Mantan Ketua Dewan Mahasiswa IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini aktif di IPNU, PMII, Ansor hingga PBNU dan MUI Pusat. Selepas kuliah, sebelum menjadi anggota DPR, Slamet bekerja sebagai jurnalis. Pernah Wapemred Harian Pelita dan Majalah Forum Keadilan.
Dari Prancis, sahabat dekat almarhum, Prof Din Syamsuddin, mengirimkan ucapan duka mendalam. “Kami semua berduka atas kepergian ke rahmatullah saudara dan sahabat kami KH. Slamet Effendy Yusuf,” tulis Din. Saat Slamet Ketum GP Ansor, Din Ketum Pemuda Muhammadiyah. Kebersamaan keduanya masih berlanjut hingga kini di MUI dan di kegiatan lintas agama.
“Kepergian almarhum adalah kehilangan bagi umat Islam/bangsa Indonesia. Almarhum telah mengabdikan sebagian besar hidupnya utk dakwah dan politik kebangsaan. Pikiran-pikiran almarhum sesungguhnya sdg dibutuhkan utk pengembangan kiprah kebangsaan MUI. Kami berdoa semoga Allah SWT melimpahkan atas almarhum maghfirah, rahmah, dan jannahNya. Mohon maaf saya tdk dapat datang bertakziyah langsung krn sdg di Paris hadiri UN Conference on Climate Change (COP-21),” tulis Din Syamsuddin dalam rilisnya. (*)
Foto: Republika