JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengajak masyarakat Indonesia turut membangun rumah sakit di Tepi Barat, Palestina. Ajakan ini menyusul minimnya sarana rumah sakit di kawasan yang sebagian besarnya diduduki Zionis Israel sejak 1967 itu.
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri Dan Kerjasama Internasional, KH Muhyiddin Junaidi mengungkapkan, di Tepi Barat hanya terdapat satu rumah sakit yang berpihak pada rakyat Palestina, yaitu RS Maqaasid. RS tersebut dirasa kurang menampung kebutuhan pengobatan medis bagi warga Tepi Barat dan sekitarnya.
“Perkiraan biaya mencapai 3 juta USD dan dana masih terkumpul 700 ribu USD,” kata Kiai Muhyiddin saat menyampaikan laporan hasil kunjungan ke Palestina beberapa waktu lalu di hadapan pimpinan MUI, Selasa (17/4) di Gedung MUI Pusat, Menteng, Jakarta Pusat.
Kiai Muhyiddin mengungkapkan, usai menghadiri Konferensi Internasional ke-9 tentang Kota Suci Baitul Maqdis di Kota Ramallah, Palestina, dirinya membeberkan kondisi terkini Tepi Barat yang tak kalah memprihatinkan dengan kawasan lain, Gaza misalnya. Zionis Israel juga memberlakukan embargo dan blokade di wilayah ini baik darat, laut, dan udara. Pemerintahan Tel Aviv juga memberlakukan protokol keamanan yang ketat. Mereka yang terluka akibat melawan Israel justru akan ditahan selama tiga bulan.
“Meski secara politis sudah mendapatkan dukungan masyarakat internasional sebagai negara merdeka, tetapi ekonomi dan keamanan masih dikendalikan Zionis Israel,” kata dia.
Kiai Muhyiddin menyebutkan, di antara bukti kontrol Israel atas Tepi Barat itu, adalah ketatnya akses menuju Ramallah. Orang asing tidak diperkenankan masuk ke kota yang menjadi pusat tidak resmi otoritas nasional Palestina itu. Warga lokal yang izin keluar Palestina, pemerintah Israel memasang biaya sebesar 120 USD per orang untuk sekali perjalanan keluar.
Atas alasan ketatnya protokol keamanan inilah, ungkap Kiai Muhyiddin, penyerahan uang tunai dari masyarakat Kalimantan Selatan yang semula direncanakan diserahkan langsung ke Mufti Palestina, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini, akhirnya diserahkan di KBRI Yordania dan diwakilkan Kepala Kantor Mufti Palestina, Jabirah
Lebih lanjut Kiai Muhyiddin mengajak masyarakat Indonesia tak henti-hentinya berkontribusi dalam proyek kemanusian kongkret di Palestina. Dia menyebut Aksi Bela Palestina pada Desember 2017 lalu yang diinisiasi MUI, bukti masyarkat masih peduli dan tergerak membantu Palestina. Dari aksi itu pula, masyrakat internasional bisa melihat kekuatan moral bangsa Indonesia dan diperhitungkan Zionis Israel. MUI akan menyusun beberapa kegiatan untuk terus mendukung Palestina dan mengundang seluruh elemen bangsa yang peduli hak-hak mereka.”Mari kita bantu dari ekonomi, kita bantu dari segi pendidikan, dan kesehatan,” ujar Kiai Muhyiddin.(Ichwan/Nashih)