JAKARTA– Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau penetapan (itsbat) awal dan akhir Ramadhan atau hari besar lainnya tidak perlu dipersoalkan dan jangan dijadikan polemik.
Imbauan ini disampaikan menyusul pengumuman Pimpinan Pusat Muhammadiyah terkait 1 Ramadhan 1439 Hijriyah dan 1 Syawal 1439 Hijriyah. Menurut Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Buya Zainut Tauhid Sa’adi sudah saatnya umat Islam menyikapi perbedaan tersebut sebagai proses pendewasaan diri menerima ragam pendapat.
MUI, kata Buya Zainut, menghormati keputusan Muhammadiyah terkait penetapan tersebut yang menggunakan metode hisab atau perhitungan awal bulan. Sebagaimana MUI juga menghormati ormas Islam lain yang belum mengumumkan awal puasa dan lebaran karena menggunakan metode rukyatul hilal (melihat bulan).
“Intinya, MUI menghormati baik penggunaan metode rukyatul hilal maupun hisab karena keduanya adalah ijtihad,” kata dia di Jakarta, Kamis (15/3).
Sebelumnya, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan, penetapan tersebut merupakan panduan untuk warga Muhammadiyah. Penetapan itu memutuskan 1 Ramadhan 1439 Hijriyah jatuh pada hari Kamis, 17 Mei 2018.
Sementara 1 Syawal atau dimulainya Idul Fitri 2018 bertepatan dengan Jumat, 15 Juni 2018 dan 1 Zulhijah ada pada Senin, 13 Agustus 2018. Sehingga tanggal 9 Zulhijjah atau Hari Arafah tepat di hari Selasa, 21 Agustus 2018 serta Idul Adha atau 10 Zulhijjah berada di Rabu 22 Agustus 2018. (Azhar/Nashih)