JAKARTA– Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan melayangkan surat undangan untuk Pakistan secara langsung ke Pakistan. Undangan tersebut agar Taliban berkenan menghadiri konferensi tripartit yang melibatkan ulama tiga negara yaitu Afghanistan, Indonesia, dan Pakistan.
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri, KH Muhyiddin Junaidi, menyebut secara umum ulama Taliban berdomisili di Pakistan. Mereka berangapan pemerintah Afghanistan yang dipimpin Presiden Asyraf Ghani adalah pemerintah boneka Amerika Serikat.
“Kami dalam dua-tiga hari ini akan mencoba menyampaikan undangan itu secara personal kepada ulama Taliban yang berdomisili di Pakistan,” kata Kiai Muhyiddin di gedung MUI Jalan Proklamasi, Rabu (13/3).
Pernyataan ini merespons kabar yang menyebutkan Taliban menolak hadir dalam konferensi tiga negara tersebut. Menurut Kiai Muhyiddin, pihaknya belum mengonfirmasi kebenaran itu. Pihaknya masih mendalami apakah kabar penolakan tersebut memang bersumber dari Juru Bicara Taliban, Zabiullah Mujahid.
Sekalipun kabar tersebut terkonfirmasi misalnya, ungkap Kiai Muhyiddin, MUI tetap akan memastikan apakah pernyataan tersebut resmi institusional atau pendapat personal. Ini mengingat ada juru bicara Taliban selain Zabiullah yaitu Qari Yusuf Ahmadi.
“Karena sejauh ini, informasi yang kami himpun dari berbagai macam sumber, belum ditemukan pernyataan resmi dan sikap resmi Taliban,” tutur dia.
Kiai Muhyiddin menduga, berita penolakan tersebut seandainya benar, hal itu lantaran mereka tidak mendapatkan informasi utuh terkait latar belakang maupun tujuan konferensi tiga negara ini.
Kendati demikian, dia meyakinkan lobi terhadap Taliban masih terus berjalan untuk memperjelas pertemuan tiga negara ini murni demi menyelesaikan masalah di Afghanistan. “Terutama soal agama, hubungan antar umat Islam, hubungan antar negara, serta hubungan sesama warga negara,” kata dia.
Lebih lanjut, Kiai Muhyiddin menegaskan Indonesia serius membantu Afghanistan. Posisi Indonesia benar-benar netral karena tidak memiliki kepentingan apapun. “Kita tidak punya kepentingan apa-apa kecuali Afganistan damai,” kata Muhyiddin. (Azhar/Nashih)