JAKARTA – Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) yang diperingati pada Agustus setiap tahunnya mengingatkan kita tentang semangat nasionalisme. Islam turut mengisyaratkan dalil tentang cinta tanah air dan nasionalisme.
Dalam dua sumber otoritatif umat Islam, yaitu Alquran dan hadits terdapat informasi pentingnya sikap mencintai tanah air. Kendati tidak disebutkan secara gamblang, dalil-dalil tersebut menyiratkan mengenai nasionalisme.
Makna yang tersirat dalam Al-Quran dan Hadits tentunya didapatkan dari penjelasan para ulama dalam karya mereka. Sebagai muslim yang awam, perlu berpedoman pula pada keterangan yang telah mereka tulis dalam kitabnya.
Merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nasionalisme memiliki arti paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri; sifat kenasionalan. Setelah mengetahui makna kata tersebut, berikut dalil tentang cinta tanah air dan nasionalisme yang ada dalam Alquran dan Hadits:
Alquran merupakan pedoman hidup dan tuntunan untuk umat manusia sebagaimana yang menjadi keyakinan dalam diri setiap muslim. Salah satu tema yang Alquran singgung adalah berkaitan dengan nasionalisme berikut:
Pertama, Surat Al-Baqarah ayat 144
قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضضٰىهَا ۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗ ۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ لَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ
Artinya: “Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) tahu, bahwa (pemindahan kiblat) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.”
Ahmad Musthafa Ibn Muhammad Ibn Abd al-Mun’im al-Maraghi dalam kitabnya Tafsir Al-Maraghi bahwa ayat di atas menjelaskan tentang pembagian kaum Nabi Musa menjadi 12 kelompok. Mereka menjalankan amanah Allah ta’ala agar menegakkan keadilan.
Setiap kelompok memiliki peraturan dalam menjalankan apa yang Allah perintahkan. Sebab, pentingnya menjaga keluarga adalah agar keturunan tidak terpecah belah. Di samping itu juga, adanya pengelompokkan tersebut agar umat manusia berlomba-lomba dalam menjalankan kebaikan.
Kedua, Surat Al-Anbiya ayat 92
اِنَّ هٰذِهٖٓ اُمَّتُكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةًۖ وَّاَنَا۠ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوْنِ
Artinya: “Sesungguhnya ini (agama tauhid) adalah agamamu, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu. Maka, sembahlah Aku.”
Mengutip penjelasan dari ulama tafsir kenamaan Indonesia yaitu Quraish Shihab dalam tafsir Al-Misbah bahwa kata “ummat” pada ayat di atas memiliki ragam makna dalam Alquran. Salah satu pendapat datang dari Ar Raghib Al Isfahani yang menyebut “ummat” adalah suatu perkumpulan pada komunitas tertentu.
Komunitas tersebut memiliki persamaan tempat, masa, dan keyakinan. Mereka berkumpul dilandasi dengan kehendak sendiri ataupun pengelompokkan secara terpaksa.
Selain dalam Alquran, Rasulullah SAW juga pernah mengisyaratkan adanya sikap nasionalisme. Berikut dua hadits yang berkenaan dengan cinta tanah air:
Pertama,
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمَكَّةَ مَا أَطْيَبَكِ مِنْ بَلَدٍ وَأَحَبَّكِ إِلَيَّ وَلَوْلَا أَنَّ قَوْمِيي أَخْرَجُونِي مِنْكِ مَا سَكَنْتُ غَيْرَكِ
‘Rasulullah ﷺ bersabda kepada kota Makkah, “Alangkah bagusnya dirimu wahai Makkah dan alangkah cintanya diriku terhadap dirimu, seandainya kaumku tidak mengeluarkanku darimu, niscaya saya tidak akan bertempat tinggal melainkan di selain tanahmu.” (HR Tirmidzi, no. 3861)
Kedua,
Dalam hadits lain masih riwayat Imam Tirmidzi, Rasulullah juga bersabda:
وَاللَّهِ إِنَّكِ لَخَيْرُ أَرْضِ اللَّهِ وَأَحَبُّ أَرْضِ اللَّهِ إِلَى اللَّهِ وَلَوْلَا أَنِّي أُخْرِجْتُ مِنْكِ مَا خَرَجْتُ
Artinya: “Demi Allah, sesungguhnya kamu (kota Makkah) adalah sebaik-baik tanah Allah, dan tanah yang paling dicintai oleh Allah, seandainya aku tidak diusir dari tempatmu, niscaya saya tidak akan keluar (darimu).” (HR. Tirmidzi, no. 3860)
Kedua hadits di atas menunjukkan kecintaan Rasulullah terhadap tanah kelahirannya yaitu Makkah. Pernyataan Rasulullah tersebut juga yang menyiratkan adanya nasionalisme dalam diri beliau.
Menarik kedua hadits tersebut dalam konteks keIndonesiaan tentunya tidak jauh berbeda. Setiap warga negara Indonesia harus memiliki kecintaan terhadap tanah air ini. Seluruh masyarakat bahu-membahu saling menopang dan bersatu dalam bingkai yang sama yaitu sebagai bangsa Indonesia.
Hal inilah yang perlu dimaknai dalam setiap gelaran HUT RI atau perayaan 17 Agustus. Demikian dalil tentang cinta tanah air dan nasionalisme dalam Alquran dan hadits. Wallahu’alam. (Isyatami Aulia)