JAKARTA- Direktur The Art of Living, India, Gautam Vig berkunjung ke Kantor Majelis Ulama Indonesia pada Kamis (10/8/2023).
Gautam diterima Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional (HLNKI) Assoc Prof Dr Sudarnoto Abdul Hakim, Ketua Komisi HLNK Bunyan Saptomo, dan pengurus Komisi HLNKI MUI Yanuardi Syukur.
Dalam kunjungannya, Gautam memperkenalkan profil organisasi The Art of Living Foundation sebagai organisasi non-pemerintah (LSM) berbasis kemanusiaan dan pendidikan yang berbasis pada sukarelawan.
“Organisasi ini didirikan oleh Sri Sri Ravi Shankar, seorang guru yoga dan pemimpin spiritual India pada 1981. Saat ini, The Art of Living memiliki kantor perwakilan di 180 negara,” jelas Gautam Vig.
The Art of Living memiliki berbagai program kemanusiaan di seluruh dunia. Di antara programnya adalah program penghilang stress dan pengembangan diri berdasarkan pada teknik pernapasan Sudarshan Kriya, meditasi, dan yoga.
“The Art of Living juga bekerja untuk penanggulangan bencana, pengentasan kemiskinan, rehabilitasi tahanan, pemberdayaan perempuan, kelestarian lingkungan, termasuk menciptakan perdamaian dunia,” tambah Gautam.
Dia menjelaskan pada 2008, The Art of Living mengumumkan perpanjangan program ke Andhra Pradesh untuk menghentikan tindakan bunuh diri kaum petani akibat tekanan keuangan di negara bagian itu.
Pada tahun itu juga, mereka meluncurkan kampanye ‘Mission Green Earth Stand Up Take Action’ untuk menanam 100 juta pohon untuk membantu mengurangi pemanasan global dan melindungi lingkungan, bekerja sama dengan United Nations Millennium Campaign dan United Nations Environment Programme.
“The Art of Living juga memiliki program di Irak, seperti trauma relief untuk membantu anak-anak dan pemuda yang mengalami trauma akibat perang. Kami mengadakan skill training salah satunya ialah keterampilan memotong rambut,” tambahnya sebagai bentuk untuk mengalirkan energi positif anak muda di Irak sehingga memberikan manfaat besar.
“Kami juga memiliki proyek untuk membantu pengungsi Palestina dan proyek perdamaian di India dan Srilanka,” kata Gautam.
Gautam Vig bercerita terkait sosok Sri Sri Ravi Shankar yang secara aktif terlibat dalam perdamaian dunia. “Beliau bahkan bertemu dengan semua pihak yang bertikai untuk menciptakan perdamaian,” jelas Gautam. Menurut Gautam, saat ini kita membutuhkan banyak pembangun perdamaian.
Ketua MUI Bidang HLNKI, Assoc Prof Sudarnoto Abdul Hakim menyambut baik kehadiran Gautam Vig, dan menjelaskan bahwa MUI adalah organisasi payung dari berbagai organisasi Islam di Indonesia. “MUI selain menjadi pelayan masyarakat juga adalah mitra pemerintah,” jelas Sudarnoto.
Sudarnoto menyambut positif kemungkinan kerjasama antara MUI dengan The Art of Living terkait masalah kemanusiaan.
Saat ini, menurut Sudarnoto, kita hidup dalam berbagai masalah global dan membutuhkan kolaborasi global untuk menyelesaikan itu.
Ketua Komisi HLNKI MUI Dubes Bunyan Saptomo mengusulkan terkait potensi kerjasama antara MUI dengan The Art of Living yaitu pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Hebron (RSIH).
Beberapa waktu lalu, delegasi Komisi HLNKI MUI telah berkunjung ke Hebron untuk meneruskan progress pembangunan RSIH.
Bunyan Saptomo juga mengusulkan agar diadakan kerjasama bilateral antara Indonesia-India dalam bentuk interfaith dialogue dan isu-isu kemanusiaan.
Gautam menyambut positif berbagai masukan tersebut dan akan melanjutkan hasil pertemuan ini pada pertemuan selanjutnya.
Di akhir pertemuan, Gautam Vig juga menghadiahkan profil The Art of Living berjudul ‘Making Live a Celebration’, buku ‘The Tiger’s Pause: The Untold Story of Gurudev Sri Sri Ravi Shankar’s Peace Efforts in Sri Lanka’ karya Swami Virupaksha, dan informasi terkait World Culture Festival ke-5 yang yang akan digelar di Washington, DC pada 29 September sampai 1 Oktober 2023, setelah sebelumnya diadakan di Bangalore, Berlin, dan New Delhi. (Yanuardi, Junaidi, ed: Nashih)