JAKARTA— Bank Syariah Indonesia (BSI) menyatakan siap untuk bekerja sama dengan Ganas Annar MUI untuk memberantas narkoba di Indonesia.
Manajer BSI Area Jakarta Thamrin, Joko Efendi, mengatakan pihaknya bukan hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi melainkan juga komitmen dalam meningkatkan kesehatan dan ketahanan nasional.
“Yakni sahabat sosial, aman dan damai terkait dengan kesehatan dan ketahanan nasional,” ujarnya saat mewakili Direktur Utama BSI Hary Gunardi dalam Seminar Internasional, di Wisma Mandiri, Jakarta Pusat, Rabu (5/7/2023).
Kegiatan seminar internasional yang diinisiasi Ganas Annar MUI ini bekerja sama dengan Universitas Al-Azhar Indonesia, Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) dan Universitas Sains Islam Malaysia (USIM).
Kegiatan ini bertajuk: Peran Akademisi dalam Menciptakan Kampus Bersih Narkoba (Bersinar) dan Pemahaman Produk
Halal melalui Ketahanan Keluarga Wujud Ketahanan Nasional.
Joko mengatakan, BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia diminta untuk terus berkolaborasi dengan berbagai lapisan masyarakat. Selain memberikan manfaat bagi masyarakat, juga agar BSI lebih banyak dikenal oleh masyarakat.
“Selain kami mendorong pertumbuhan ekonomi, kami (juga mendorong) memberantas narkoba sehingga kesehatan dan ketahanan nasional meningkat,” ungkapnya.
Sementara itu, dalam sambutannya Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Pendidikan dan Kaderisasi KH Abdullah Jaidi mengajak umat Islam untuk berjihad melawan narkoba.
“Karena jihad dalam Islam, tidak hanya berperang, tapi bersungguh-sungguh dalam menghadapu segala hal yang merusak tatanan kita,” kata Kiai Abdullah Jaidi.
Kiai Jaidi mengatakan, narkoba merupakan musuh bersama yang sudaha lama. Karena narkoba dapat merusak generasi penerus bangsa. Oleh karena itu, jihad melawan narkoba merupakan upaya menjaga umat khususnya generasi muda.
Kiai Jaidi menekankan, jihad melawan narkoba sangat penting, karena generasi muda yang terpapar penyalahgunaan narkoba, akan merusak pikiran dan akhlaknya.
“Kalau sudah dirusak dengan hal-hal negatif seperti narkoba, (generasi penerus) tidak akan menjadi pemimpin yang kita harapkan,” sambungnya.
Kiai Jaidi juga menyoroti lemahnya sosialisasi akhlak dan budi pekerti sekarang ini. Padahal, ungkapnya, ketika dulu sosialisasi sangat gencar dilakukan.
Menurutnya, hal ini menyebabkan berbagai aspek kehidupan menjadi tidak penting. Dia menjelaskan, budi pekerti dan akhlak yang baik bisa menjadi benteng umat khususnya generasi muda agar tidak dapat dirusak, salah satunya dengan narkoba.
“Kalau akhlak tidak dimiliki, maka negara tidak akan dikenang lagi dalam kehidupan. Karena akhlak ini sumber utama dalam mencapai cita-cita dalam menggapai kemakmuran negara,” paparnya.
Oleh karena itu, tegasnya, nerkoba adalah musuh bersama bagi masyarakat dan berbagai negara yang harus dilawan. “Karena apa? Musuh-musuh kita ini tidak segan-segan melakukan perusakan akhlak bangsa ini, masyarakat kita dengan berbagai cara dan kemasan,” tuturnya.
Kiai Jaidi menerangkan, MUI sebagai himayatul umnat (penjaga umat) dalam berbagai aspek, berusaha menyelamatkan umat dari berbagai upaya perusakan.
Selain itu, sebagai mitra pemerintah, MUI juga harus bekerja sama dengan pemerintah dalam memerangi narkoba, khususnya bersama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam berjihad melawan narkoba demi melindungi umat.
“MUI harus bekerja sama dengan pemerintah dalam hal ini BNN bagaimana kita bekerja sama melindungi anak-anak kita dalam perusakan akhlak dan budi pekerti,” jelasnya.
Kiai Jaidi meminta pemerintah untuk bertindak tegas kepada para bos dan pengedar narkoba. “Sehingga, ketika mengedarkannya tidak seenaknya. Kalau ketangkap bisa berdamai, nah ini kerusakan moral bangsa ini,” tegasnya.
MUI, kata kiai Jaidi, mengajak para muka agama, masyarakat, dan negara untuk bersama-sama berjihad melawan narkoba. (Sadam, ed: Nashih)