• Redaksi
  • Kontak
  • Kirim Tulisan
Rabu, Mei 14, 2025
  • Login
Majelis Ulama Indonesia
  • Home
  • Profil
    • Sejarah MUI
      • Kepengurusan MUI 2015-2020
      • Komisi 2015-2020
        • Komisi Fatwa 2015-2020
        • Komisi Informasi dan Komunikasi 2015-2020
        • Komisi Hukum dan Perundang-undangan (Kumdang) 2015-2020
        • Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat 2015-2020
        • Komisi Pendidikan dan Kaderisasi 2015-2020
        • Komisi Pengkajian dan Penelitian 2015-2020
        • Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga (PRK) 2015-2020
        • Komisi Ukhuwah Islamiyah 2015-2020
        • Komisi Kerukunan AntarUmat Beragama 2015-2020
        • Komisi Pembinaan Seni Budaya Islam 2015-2020
        • Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat (KPEU) 2015-2020
        • Komisi Luar Negeri dan Hubungan Internasional 2015-2020
    • Kepengurusan MUI
    • Komisi
      • KOMISI FATWA
      • KOMISI UKHUWAH ISLAMIYAH
      • KOMISI PENDIDIKAN DAN KADERISASI
      • KOMISI DAKWAH
      • KOMISI PENGKAJIAN DAN PENELITIAN
      • KOMISI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
      • KOMISI PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT
      • KOMISI PEREMPUAN, REMAJA DAN KELUARGA
      • KOMISI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
      • KOMISI KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA
      • KOMISI HUBUNGAN LUAR NEGERI DAN KERJASAMA INTERNASIONAL
    • Lembaga
      • LPPOM MUI
      • Dewan Syariah Nasional
      • LSP Majelis Ulama Indonesia
      • Dewan Halal Nasional
      • Islamic Dakwah Fund (IDF)
      • LPBKI – Lembaga Tashih
      • LSP DSN MUI
      • PINBAS
      • Basyarnas MUI
      • LPLH & SDA
        • Eco Masjid
      • Ganas Annar
      • LPBKI
  • Berita
    • Hoax
  • Produk
    • Majalah
    • Infografis
    • TV MUI
  • Fatwa
  • Konsultasi
    • Tanya Ulama
    • Bimbingan Syariah
      • Aqidah Islamiyah
      • Tuntunan Ibadah
      • Ekonomi Syariah
      • Etika Sosial/Politik
      • Hukum Keluarga
      • Paradigma Islam
    • Tanya Jawab Keislaman
      • Akhlaq
      • Aqidah
      • Ibadah
      • Muamalah
    • Jadwal Layanan Konsultasi
  • Khutbah
  • MUI Provinsi
    • MPU Aceh
    • MUI Sumatera Utara
    • MUI Sumatera Barat
    • MUI Lampung
    • MUI DKI Jakarta
    • MUI Jawa Barat
    • MUI Jawa Tengah
    • MUI Jawa Timur
    • MUI Sulawesi Selatan
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sejarah MUI
      • Kepengurusan MUI 2015-2020
      • Komisi 2015-2020
        • Komisi Fatwa 2015-2020
        • Komisi Informasi dan Komunikasi 2015-2020
        • Komisi Hukum dan Perundang-undangan (Kumdang) 2015-2020
        • Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat 2015-2020
        • Komisi Pendidikan dan Kaderisasi 2015-2020
        • Komisi Pengkajian dan Penelitian 2015-2020
        • Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga (PRK) 2015-2020
        • Komisi Ukhuwah Islamiyah 2015-2020
        • Komisi Kerukunan AntarUmat Beragama 2015-2020
        • Komisi Pembinaan Seni Budaya Islam 2015-2020
        • Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat (KPEU) 2015-2020
        • Komisi Luar Negeri dan Hubungan Internasional 2015-2020
    • Kepengurusan MUI
    • Komisi
      • KOMISI FATWA
      • KOMISI UKHUWAH ISLAMIYAH
      • KOMISI PENDIDIKAN DAN KADERISASI
      • KOMISI DAKWAH
      • KOMISI PENGKAJIAN DAN PENELITIAN
      • KOMISI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
      • KOMISI PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT
      • KOMISI PEREMPUAN, REMAJA DAN KELUARGA
      • KOMISI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
      • KOMISI KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA
      • KOMISI HUBUNGAN LUAR NEGERI DAN KERJASAMA INTERNASIONAL
    • Lembaga
      • LPPOM MUI
      • Dewan Syariah Nasional
      • LSP Majelis Ulama Indonesia
      • Dewan Halal Nasional
      • Islamic Dakwah Fund (IDF)
      • LPBKI – Lembaga Tashih
      • LSP DSN MUI
      • PINBAS
      • Basyarnas MUI
      • LPLH & SDA
        • Eco Masjid
      • Ganas Annar
      • LPBKI
  • Berita
    • Hoax
  • Produk
    • Majalah
    • Infografis
    • TV MUI
  • Fatwa
  • Konsultasi
    • Tanya Ulama
    • Bimbingan Syariah
      • Aqidah Islamiyah
      • Tuntunan Ibadah
      • Ekonomi Syariah
      • Etika Sosial/Politik
      • Hukum Keluarga
      • Paradigma Islam
    • Tanya Jawab Keislaman
      • Akhlaq
      • Aqidah
      • Ibadah
      • Muamalah
    • Jadwal Layanan Konsultasi
  • Khutbah
  • MUI Provinsi
    • MPU Aceh
    • MUI Sumatera Utara
    • MUI Sumatera Barat
    • MUI Lampung
    • MUI DKI Jakarta
    • MUI Jawa Barat
    • MUI Jawa Tengah
    • MUI Jawa Timur
    • MUI Sulawesi Selatan
No Result
View All Result
Majelis Ulama Indonesia
No Result
View All Result
Home Tanya Jawab Keislaman Muamalah

Bolehkah Melagukan Bacaan Alquran? Ini Dua Kutub Pendapat Ulama

admin by admin
10 Agustus 2022
in Muamalah
0
Bolehkah Melagukan Bacaan Alquran? Ini Dua Kutub Pendapat Ulama
2.8k
SHARES
7.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

JAKARTA— Bahasa Alquran sangat indah. Keindahan tersebut akan lebih tampak apabila dibacakan seseorang yang memiliki suara yang indah dan selalu memperhatikan hukum-hukum tajwid.
Dengan begitu, akan memberikan pengaruh yang mendalam bagi pendengarnya. Namun, bolehkah melagukan bacaan Alquran?

Pakar ilmu qiraat dan ilmu-ilmu Alquran, KH Dr Ahsin Sakho Muhammad, dalam bukunya “Membumikan Ulumul Quran: Tanya Jawab Memudahkan tentang Ilmu Qiraat, Ilmu Rasm Usmani, Ilmu Tafsir, dan Relevansinya dengan Muslim Indonesia”, menjelaskan, para ulama sebagaimana yang dikemukakan Syekh Ali as-Shabuni dalam kitabnya Rawai al-Bayan fi Tafsir Ayat al-Ahkam, terbelah menjadi dua pendapat.

Pertama, kata dia, ulama yang menolak dan tidak setuju melagukan bacaan Alquran merupakan ulama yang berasal dari Mazhab Maliki dan Hanbali.

Pendapat ini dirujuk sahabat Anas bin Malik, Sa’id bin Al-Musayyab, Sa’id bin Jubair, Al-Ashim bin Muhammad, Al-Hasan Al-Bashri, Ibrahim An-Nakha’i, dan lainnya.
Kedua, mereka yang setuju melagukan bacaan Alquran. Inilah pendapat ulama dari Mazhab Syafi’i dan Hanafi. Para ulama dari Mazhab Syafi’i dan Hanafi yang membolehkan melagukan lagu antara lain Umar bin Khathab, Ibn Mas’ud, Ibn ‘Abbas, Abdurrahman bin Al-Aswad bin Zaid, Abu Jafar Ath-Thabari, Abu Bakar bin Al-Arabi, dan lainnya.

Para ulama yang tidak setuju melagukan bacaan Alquran merujuk sejumlah dalil dan alasan di antaranya hadits Nabi Mumamad SAW:


اقرأوا القُرآنَ بلُحونِ العربِ وأصواتِها وإيَّاكم ولُحونِ أَهلِ الكتابِ وأَهلِ الفسقِ فإنَّهُ سيجيءُ من بعدي قومٌ يرجِّعونَ بالقُرآنِ ترجيعَ الرَّهبانيَّةِ والنَّوحِ والغناءِ لا يجاوزُ حَناجرَهُم مفتونَةٌ قلوبُهُم وقلوبُ الَّذينَ يعجبُهُم شأنُهُم

‘’Bacalah Alquran dengan lahn (bacaan, langgam) orang Arab dan suara mereka. Jauhilah olehmu (melagukan Alquran) dengan lagunya ahli kitab dan orang fasik. Akan datang setelahku orang-orang yang akan melagukan Alquran sebagaimana penyanyi berlagu, berdendang dan berteriak-teriak. Bacaan mereka hanya terhenti di tenggorokan mereka. Hati mereka terkena fitnah, begitu juga hati yang memuji mereka.’’

Artikel Terkait  12 Keutamaan bagi Penghafal Alquran

Menurut Kiai Ahsin, hadits ini disebutkan bagaimana Nabi Muhammad SAW memberi peringatan terhadap mereka yang melagukan bacaan Alquran seperti penyanyi.

Nabi Muhammad SAW juga pernah bersabda mengomentari mereka yang membaca Alquran dengan berlagu:
ﻭَﻧَﺸْﻮٌ ﻳَﺘَّﺨِﺬُﻭﻥَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻣَﺰَﺍﻣِﻴﺮَ ﻳُﻘَﺪِّﻣُﻮﻥَ ﺃَﺣَﺪُﻫُﻢْ ﻟِﻴُﻐَﻨِّﻴَﻬُﻢْ ﻭَﺇِﻥْ ﻛَﺎﻥَ ﺃَﻗَﻠُّﻬُﻢْ ﻓِﻘْﻬًﺎ

“Anak-anak muda yang menjadikan Alquran sebagai seruling-seruling (musik) dan mereka memajukan (menjadikan imam) seseorang agar dia memlanggamkan irama (seperti lagu) padahal dia adalah orang yang paling sedikit ilmunya (pemahaman agama) diantara mereka”

Selain itu, ada pendapat yang menyatakan bahwa orang yang berlagu saat membaca Alquran akan melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kaidah ilmu tajwid seperti memanjangkan bacaan yang semestinya pendek, melunakkan hamzah yang semestinya dibaca keras. Padahal, hal ini sangat jelas tidak boleh terjadi Ketika membaca Al-Quran.

Selain itu, Imam Malik pernah ditanya tentang hukum orang yang melagukan bacaan Alquran sewaktu sholat. Beliau menjawab,’’Aku tidak menyukainya,’’ kemudian berkata, ‘’Itulah nyanyian, mereka bernyanyi yang tujuanya mencari uang.’’

Kemudian, hal serupa terjadi kepada Imam Ahmad. Beliau ditanya bagaimana hukum melagukan bacaan Alquran. Kemudian Imam Ahmad menjawab,’’itu bidah, tidak boleh didengarkan.’’

Kiai Ahsin melanjutkan, sementara itu, para ulama yang setuju melagukan bacaan Alquran pun merujuk sejumlah dalil dan alasan, di antaranya Hadits Nabi Muhammad SAW:


لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِالْقُرْآنِ

‘’Barang siapa tidak melagukan Alquran, dia bukan golonganku (tidak mengikuti perilakuku).’’ (HR Abu Dawud).

Para ulama banyak mengartikan kata yataghanna dengan memperindah bacaan. Ibn Jarir Ath-Thabari berkata, ‘’Yang masyhur pada perkataan orang Arab, ungkapan taghanni ialah melagukan, membaguskan bacaan dengan berlagu.’’

Kemudian Imam al-Khathtabi memberikan latar belakang dari munculnya hadits tersebut. Dia berkata, ‘’Orang Arab sangat ganderung dengan nyanyian pada banyak kesempatan. Pada saat Alquran turun, Nabi menginginkan agar kebiasaan itu digantikan dengan kebiasaan melagukan Al-Quran. Nabi berkata,’’Barangsiapa yang tidak melagukan bacaan Alquran maka dia bukan termasuk dalam kelompokku.’’ (Syarh kitab At-Tauhid min Shahih Al-Bukhori, Al-Ghanimani II/460).

Artikel Terkait  Adab Membaca dan Mendengarkan Lantunan Ayat Alquran, Ini yang Harus Dilakukan

Ibn Jarir meriwayatkan dari Umar bin Al-Khaththab, ‘’Umar berkata kepada Abu Musa al-Asyari: ‘’ Ingatkanlah diriku akan Allah.’’ Abu Musa lalu membaca Alquran dan melagukannya. Umar berkata, ’’Barangsiapa ingin membaca Alquran dengan berlagu sebagaimana Abu Musa lakukan, maka lakukanlah.’’ (Zad Al-Maad, 1/466),

Dari pada pendapat yang disampaikan para ulama baik yang setuju maupun tidak setuju melagukan bacaan Alquran, Kiai Ahsin Sakho mengatakan, bahwa pendapat yang setuju untuk membaca Alquran lebih tarjih.

‘’Hal ini karena dalilnya kuat dengan catatan bahwa membaca Alquran dengan lagu tidak sampai mengorbankan unsur tajwid,’’tegasnya.

Kiai Ahsin Sakho menjelaskan, unsur tajwid harus dikedepankan dalam membaca Alquran karena tajwid itu hukumnya wajib (dharuriyyat), sementara melagukkan bacaan Alquran bersifat kamaliyat atau demi kesempurnaan bacaan saja. (Sadam Al-Ghifari, ed: Nashih).

Tags: alquranbacaan alquranhukum melagukan alquranhukum melagukan bacaan Alqurankeutamaan alqurankeutamaan membaca Alquranmelagukan alquran
Majelis Ulama Indonesia

© 2023 Komisi Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia

Navigate Site

  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sejarah MUI
      • Kepengurusan MUI 2015-2020
      • Komisi 2015-2020
    • Kepengurusan MUI
    • Komisi
      • KOMISI FATWA
      • KOMISI UKHUWAH ISLAMIYAH
      • KOMISI PENDIDIKAN DAN KADERISASI
      • KOMISI DAKWAH
      • KOMISI PENGKAJIAN DAN PENELITIAN
      • KOMISI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
      • KOMISI PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT
      • KOMISI PEREMPUAN, REMAJA DAN KELUARGA
      • KOMISI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
      • KOMISI KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA
      • KOMISI HUBUNGAN LUAR NEGERI DAN KERJASAMA INTERNASIONAL
    • Lembaga
      • LPPOM MUI
      • Dewan Syariah Nasional
      • LSP Majelis Ulama Indonesia
      • Dewan Halal Nasional
      • Islamic Dakwah Fund (IDF)
      • LPBKI – Lembaga Tashih
      • LSP DSN MUI
      • PINBAS
      • Basyarnas MUI
      • LPLH & SDA
      • Ganas Annar
      • LPBKI
  • Berita
    • Hoax
  • Produk
    • Majalah
    • Infografis
    • TV MUI
  • Fatwa
  • Konsultasi
    • Tanya Ulama
    • Bimbingan Syariah
      • Aqidah Islamiyah
      • Tuntunan Ibadah
      • Ekonomi Syariah
      • Etika Sosial/Politik
      • Hukum Keluarga
      • Paradigma Islam
    • Tanya Jawab Keislaman
      • Akhlaq
      • Aqidah
      • Ibadah
      • Muamalah
    • Jadwal Layanan Konsultasi
  • Khutbah
  • MUI Provinsi
    • MPU Aceh
    • MUI Sumatera Utara
    • MUI Sumatera Barat
    • MUI Lampung
    • MUI DKI Jakarta
    • MUI Jawa Barat
    • MUI Jawa Tengah
    • MUI Jawa Timur
    • MUI Sulawesi Selatan

© 2023 Komisi Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia