Bandar Lampung: Pada 2022 ini Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah berumur 47 tahun sejak pertama didirikannya pada 26 Juli 1975. Sesuai dengan hasil Musyawarah Nasional MUI tahun 2015, platform pergerakan MUI adalah sebagai khadimul ummah (pelayan umat) dalam bentuk himayatuddin (menjaga agama), khimayatul ummat (menjaga umat), dan khimayatuddaulah (menjaga negara). Selain itu MUI juga merupakan lembaga shadiqul hukumah (mitra pemerintah) untuk kepentingan dan kemaslahatan umat.
Terkait dengan MUI sebagai mitra pemerintah, Ketua Umum MUI Provinsi Lampung Prof. Moh. Mukri menegaskan bahwa MUI akan senantiasa bersinergi dengan pemerintah untuk membangun Provinsi Lampung. Pembangunan jelasnya, bukan hanya bersifat fisik, namun pembangunan kualitas sumberdaya manusia juga harus menjadi perhatian penting dari pemerintah.
“Kalaupun toh kita harus memberikan kritik, memberikan masukan, tentu komitmen kami juga memberikan kritik dan masukan dengan cara yang santun. Dengan cara yang baik,” katanya saat pengukuhan Pengurus MUI Lampung beberapa waktu lalu.
Komitmen dan posisi MUI dengan pemerintah ini ditegaskan kembali oleh Prof Mukri dalam koordinasi pengurus harian dan ketua komisi MUI Lampung yang dilaksanakan di Kantor MUI Lampung di Komplek Islamic Center Bandarlampung, Sabtu (26/2/2022).
MUI Lampung berkomitmen bersama pemerintah untuk mewujudkan Lampung yang sejuk dan damai dengan merespon berbagai permasalahan yang muncul di masyarakat. Sebagai organisasi yang diisi oleh banyak pengurus, maka MUI akan dengan bijak memberikan pernyataan solutif berdasarkan kebijakan kolektif organisasi.
Namun untuk menyikapi hal-hal yang perlu disikapi secara cepat, maka MUI memiliki satu pernyataan dari ketua umum yang merupakan representasi organisasi.
Artinya, tidak semua pernyataan dari pengurus MUI mewakili organisasi. Masyarakat pun diharapkan bisa membedakan dan memahami mana pernyataan yang mewakili organisasi dan mana pernyataan pribadi dari pengurus MUI. Oleh karenanya Prof Mukri minta pengurus MUI yang telah dikukuhkan langsung oleh Ketua Umum MUI Pusat KH Miftachul Akhyar untuk merajut kebersamaan.
Mengutip surat Al-Imran ayat 103, Profesor Ilmu Ushul Fiqih ini menegaskan bahwa kebersamaan akan mampu mewujdukan visi, misi, dan mimpi organisasi. Apalagi MUI merupakan tenda besar ormas Islam dengan berbagai macam ragam karakter dan paham keagamaan.
“Wa’ Tashimu Bihablillahi Jami’an Walaa Tafarraqu. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kalian bercerai-berai,” katanya mengutip ayat tersebut.
“Kalau kita punya mimpi indah, kemudian kamu dikelilingi oleh orang-orang yang memiliki komitmen, maka mimpi indah akan menjadi nyata. Kenyataan itu hanya persoalan waktu. Karena itu kita perlu kerja nyata, kerja yang bisa dilihat oleh mata dan bisa dirasa,” terang sosok yang juga Ketua PWNU Lampung ini.
Pada kesempatan tersebut juga dibahas terkait rencana renovasi Kantor MUI Lampung agar menjadi kantor yang representatif dan bisa menjadi pusat munculnya kemaslahatan dan kesejukan religi di Provinsi Lampung.(Muhammad Faizin)