Provinsi Bali akan menjadi tuan rumah KTT Presidensi G20 Indonesia. Untuk menyukseskan giat internasional ini, pemerintah pusat antara lain telah meluncurkan Gerakan Inovasi Langsung Aksi tuntaskan Sampah, bertajuk *GILAsSampah* di Pantai Jerman, Kecamatan Kuta, Bali, Ahad (17/4).
Mendagri RI Tito Karnavian yang hadir pada acara peluncuran gerakan nasional tersebut mengutarakan, “Penanganan sampah harus benar benar optimal, yakni melalui aksi nyata secara langsung.”
Dalam perhelatan Internasional G20 nantinya Bali akan menjadi perhatian dunia, apalagi salah satu pembahasan adalah mengenai climate change dan pemanasan global. Ribuan orang akan masuk Bali untuk menghadiri acara G20 sekaligus akan berwisata. Tito mengharapkan semua pihak untuk ikut serta menunjukkan kapasitasnya dalam mengelola lingkungan, terutama sampah.
“Penanganan sampah perlu terintegrasi dari hulu hingga hilir, serta koordinasi yang baik dari pemerintah pusat hingga daerah,” demikian penegasan Mendagri RI Tito Karnavian.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Bali I Wayan Koster juga menegaskan, “Mereka yang menghasilkan sampah harus bertanggung jawab terhadap sampahnya sendiri, jangan sampai kita yang hasilkan sampah, orang lain yang disuruh bersihkan, jangan sampai hal ini terjadi.”
Acara peluncuran yang disponsori oleh Kemendagri dan Panitia G20 ini, juga dihadiri para penggiat lingkungan di Pulau Dewata, salah satunya adalah Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam (LPLH-SDA) MUI Provinsi Bali.
Kontribusi LPLH-SDA) MUI Provinsi Bali dalam gerakan nasional *GILAsSampah* ini, yakni dengan menampilkan upaya upaya pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan seperti; Pembudidayaan Maggot, Penanganan Minyak Jelantah (Mijel) yang dapat di olah menjadi sabun dan lilin, Sosialisasi pengunaan tumbler sebagai pengganti gelas/botol plastik, Keterampilan membuat tas dari karung beras bekas, dsb.
“Kami terus berupaya melayani masyarakat dan menyelamatkan lingkungan hidup, agar bumi dapat terus bermanfaat bagi generasi yang akan datang,” demikian ujar Ketua LPLH-SDA MUI, Provinsi Bali Saleh Purwanto saat ditemui di ruang Pamer, Park 23 Mall, Kuta.
Bali merupakan salah satu provinsi yang menghasilkan sampah plastik cukup banyak. Menurut laporan Sungai Watch yang bertajuk Impact Report Oktober 2020 hingga Desember 2021, Bali menghasilkan 333.336 kilogram sampah anorganik. Rinciannya, sekitar 89% plastik, 8% kaca, 2% kain, dan 1% logam (Kontributor: Adrid Indaryanto/Jumari).
The post Kontribusi LPLH-SDA MUI Provinsi Bali dalam Gerakan Nasional GILAsSampah appeared first on MUI BALI.