Tren Layanan Digital di Bank Syariah dengan Mudah dan Berkah
Oleh: Madnur, S.Pd.I, MH.[1]
Sejak munculnya perbankan digital (online) pada tahun 1994 yang diinisiasi oleh Stanford Federal Credit dan mulai berkembang tahun 2000-an di Indonesia, tren layanan digital di dunia terus mengalami kemajuan yang signifikan. Puncaknya ketika adanya pandemi Covid-19 yang melanda hampir sebagian besar belahan dunia yang memaksa kegiatan sosial dilakukan dengan prosedur kesehatan yang sangat ketat. Di balik musibah tersebut nampaknya membawa hikmah sekaligus berkah bagi kemajuan teknologi digital, tak terkeucali dunia perbankan yang ada di Indonesia. Indonesia sebagai Negara yang mayoritas penduduknya muslim terbesar di dunia menjadi pangsa besar bagi perbankan syariah. Hal itu tentunya harus beriringan dengan inovasi, produk dan layanan yang terbaik dari perbankan syariah,
Saat ini layanan digital perbankan syariah pastinya tidak mau ketinggalan tren dengan layanan digital yang telah menjamur di tengah masyarakat. Layanan digital sudah terbukti dan memiliki banyak kelebihan. Selain lebih mudah, simpel dan praktis digunakan juga sangat cocok dengan kondisi masyarakat yang sebagian besar aktivitasnya tidak bisa terlepas dari gawai (gadget) dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Beragam inovasi, produk dan layanan digital telah dikeluarkan untuk menarik perhatian custumer (konsumen). Hasilnya sebagian besar pengguna bank syariah saat ini memilih menggunkan layanan digital ketimbang dengan layanan manual (secara langsung).
Menurut data yang sudah terpublikasi pada pada bulan Juni tahun 2022 yang lalu, Bank Syariah Indonesia (BSI) melalui layanan BSI Mobilenya telah mencapai 4,07 Juta pengguna aktif yang mendapatkan peningkatan sebesar 81% secara yoy, dengan transaksi kumulatif BSI Mobile meraih 117,72 juta transaksi dan berkontribusi memberikan fee based income sebesar Rp119 miliar. Sedangkan Bank Muamalat sendiri sejak adanya pandemi Covid-19 sampai dengan bulan September tahun 2022, melalui layanan digital Muamalat DIN (Digital Islamic Network) telah mencatatkan transaksi digital hingga mencapai Rp 46 triliun yang berasal dari 33 juta transaksi, dengan presentasi 70% dari transaksi transaksi elektronik dan sisinya 30% melaui pembelian pulsa dan top up uang elektronik. Begitu juga transaksi di CIMB Niaga Syariah secara digital mencapai hingga 96 %. Kemudian di BCA Syariah pada semester I tahun 2022 transaksinya kebanyakan berasal dari mobile banking dengan jumlah pengguna yang tumbuh signifikan sebesar 46% secara tahunan dan frekuensi transaksi hingga 2,6 juta transaksi. Adapun bjb Syariah akan bertransformasi menjadi bank digital yang telah melakukan penawaran umum perdana (IPO) pada semester II tahun 2022 ditargetkan keuntungannya bisa mencapai Rp 500 miliar-Rp 1 triliun.
Berdasarkan hasil survei Populix pada tahun 2022 di tingkat nasional layanan digital BSI Mobile masuk ke dalam lima besar pengguna terbanyak, di atasnya ada BNI Mobile, Livin’ by Mandiri, BRImo, dan oleh BCA Mobile yang menduduki peringkat teratas. Sedangkan pengguna layanan digital (M-Banking) perbankan syariah di aplikasi play store secara berurutan adalah: BSI Mobile 5 juta lebih pengguna, Muamalat DIN 500 ribu lebih, BTNS (BTN Syariah) Mobile 100 ribu lebih, BCA Syariah Mobile 100 ribu lebih, Mobile Maslahah (bjb Syariah) 100 ribu lebih dan M-Syariah (Mega Syariah) dengan 50 ribu lebih pengguna. Berdasarkan data tersebut tren layanan digital di perbankan syariah Indonesia terus bertransformasi ke arah yang lebih baik.
[1] Mahasiswa Program Doktor Pengkajian Islam Sekolah Pascasarjana (SPs) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Penerima Beasiswa Kaderisasi Seribu Ulama Baznas RI-Pendidikan Kader Ulama MUI Pusat.