Bandar Lampung: Moderasi beragama merupakan upaya untuk menjamin bahwa agama dapat diterima dan dihargai oleh semua orang, tanpa terjadi konflik atau diskriminasi. Namun, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi dalam upaya untuk mewujudkan moderasi beragama yang sebenarnya.
Puji Raharjo, S.Ag, S.S., M.Hum Kakanwil Kemenang Provinsi Lampung, menyebutkan bahwa salah satu tantangan moderasi beragama adalah berkembangnya cara pandang yang mengesampingkan kemanusiaan, Senin (26/12/2022) di Aula FUSA UIN Raden Intan Lampung.
Menurutnya, ada sebagian orang yang memahami agama hanya sebatas pada aspek-aspek ritual saja, tanpa memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung di dalamnya. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok tertentu, seperti orang yang berbeda agama atau orang yang dianggap tidak sesuai dengan norma-norma agama yang berlaku.
Kakanwil Kemenang Provinsi Lampung juga menyebutkan bahwa berkembangnya kalim kebenaran subyektif merupakan tantangan lain dalam moderasi beragama. Menurutnya, ada sebagian orang yang memahami agama hanya dari sudut pandangnya sendiri, tanpa mau mempertimbangkan pandangan orang lain. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya konflik dan perbedaan pendapat yang tidak sehat.
Tantangan ketiga yang disebutkan oleh Kakanwil Kemenang Provinsi Lampung pada Dialog Kebangsaan Untuk Generasi Milenial yang diadakan oleh MUI Kota Bandar Lampung tersebut adalah berkembangnya semangat beragama yang tidak selaras dengan kecintaan terhadap NKRI. Menurutnya, ada sebagian orang yang terlalu bersemangat dalam beragama hingga melupakan prinsip-prinsip dasar negara, seperti kebhinekaan dan keadilan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya konflik antarkelompok agama dan merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, diperlukan komitmen dan kerjasama dari semua pihak untuk terus memperkuat moderasi beragama di masyarakat. Selain itu, penting juga untuk terus menjaga dan memperkuat rasa toleransi dan saling menghargai di masyarakat, agar tercipta masyarakat yang sejahtera dan damai. (Riski Idsam Matura/Rudi Santoso)