JAKARTA— Akhir tahun 2022 ini merupakan momentum yang tepat untuk melakukan muhasabah alias introspeksi diri atas apa yang telah diperbuat selama setahun penuh. Selain itu, ini juga merupakan sarana yang tepat untuk melakukan evaluasi dan menetapkan resolusi, target-target apa saja yang ingin dicapai pada 2023 mendatang, terlebih target dan capaian spiritual.
Tentu lebih baik, bahkan sangat dianjurkan, agar umat Islam memohon ampunan atas dosa yang telah lalu dan memasrahkan target dan capaian di tahun yang akan datang kepada Allah SWT. Yaitu dengan memanjatkan doa di penghujung dan awal tahun.
Saat tahun baru Hijriyah, doa akhir tahun dibaca setelah ashar hingga sebelum maghrib, pada 29/30 Dzulhijjah, sedangkan doa awal tahun dibaca setelah maghrib, pada 1 Muharram. Hal ini disebabkan perhitungan tahun Hijriyah dimulai setelah terbenamnya matahari.
Sementara tahun baru Masehi berakhir pada pukul dua belas malam. Maka, kita bisa membaca doa akhir tahun pada 31 Desember 2022 malam sebelum pergantian tahun, lalu membaca doa awal tahun ketika sudah memasuki 1 Januari 2023 pukul 00.00.
Mufti dari Betawi abad 19-20, Habib Utsman bin Yahya, dalam karyanya yang berisi kumpulan doa dan zikir, Maslakul Akhyar, memasukkan doa awal dan akhir tahun yang dianjurkan Rasulullah SAW Meskipun doa ini dikhususkan untuk tahun baru Islam, namun tidak ada salahnya kita juga membacanya pada tahun baru Masehi. Berikut doa akhir tahun dan awal tahun, arab, latin, dan terjemahnya:
Doa Akhir Tahun
اَللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هَذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْه وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوبَتِي وَدَعَوْتَنِي إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِي عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْلِي وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِي عَلَيْهِ الثّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّي وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ
Latin: Allahumma ma amiltu min amalin fi hadzihis sanah ma nahaitani anhu wa lam atub minhu wa halumta fiha alayya bifadhlika ba’da qudratika ala uqubati wa da’autani ila taubati min ba’di jara’ati ala ma’shiyatika fa innis taghfartuka faghfili wa ma amiltu fiha mimma tardha wa wa’adtani alaihis tsawaba. Fas’aluka an tataqabbala minni wa la taqtha’ raja’i minka ya karim.
Artinya:“Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu-sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berrarti mendurhakai-Mu. Tuhanku, aku berharap Kau menerima perbuatanku yang Kau ridhai di tahun ini dan perbuatanku yang terjanjikan pahala-Mu. Janganlah pupuskan harapanku. Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah.”
Doa Awal Tahun
اَللَّهُمَّ أَنْتَ الأَبَدِيُّ القَدِيمُ الأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ العَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ المُعَوَّلُ، وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ العِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِه، وَالعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ
Allahumma antal abadiyyul qadimul awwal wa ala fadhlikal adzimi wa karimi judikal mu`awwal. Wa hadza ammun jadidun qad aqbal. As’alukal ishmata fihi minas syaithani wa auliyaihi wal ‘aun ala hadzhin nafsil ammarati bis syu’. Wal istighala bi ma yuqarribuni ilaika zulfa, ya dzal jalali wal ikram.
Artinya: “Tuhanku, Kau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Dan atas karunia-Mu yang besar dan mulia kemurahan-Mu, Kau menjadi pintu harapan. Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan Iblis dan para walinya di tahun ini. Aku pun meminta tolong-Mu dalam mengatasi nafsu yang kerap mendorongku berlaku jahat. Kepada-Mu, aku meminta aktivitas keseharian yang mendekatkanku pada rahmat-Mu. Wahai Tuhan Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan.”
Doa akhir dan awal tahun ini dibaca sebanyak tiga kali sebelum dan sesudah pergantian tahun. Harapannya, di tahun yang akan datang kita senantiasa berada dalam pertolongan dan karunia-Nya, serta tercapai segala target dan resolusi yang baik, khususnya capaian spiritual yang lebih mendekatkan kita kepada Allah SWT. (Shafira Amalia, ed: Nashih).