JAKARTA – Kota Makkah menjadi tempat suci yang bersejarah dalam Islam. Banyak peristiwa penting berkenaan dengan risalah kenabian Rasulullah SAW dimulai dari kota ini.
Secara bahasa, Makkah disebut juga Bakkah yang artinya menangis. Dalam kitab Al-Itqan fii ‘Ulumil Qur’an, Imam As-Suyuthi mengatakan bahwa Makkah adalah keseluruhan tanah haram, sedangkan Bakkah nama Baitullah dan tempat tawaf yang mencakup Masjidil Haram.
Mengingat Makkah menjadi tonggak permulaan disebarkannya ajaran Islam, berikut beberapa peristiwa yang terjadi di kota ini hasil rangkuman MUIDIgital.
Tidak semua peristiwa penting yang terjadi di Makkah penulis cantumkan dalam artikel ini.
Oleh karena itu, hanya ditulis beberapa peristiwa besar dalam sejarah Islam, bukan berarti selainnya menjadi tidak perlu untuk diketahui. Beberapa peristiwa besar terjadi di tempat suci yang bersejarah ini antara lain:
Pertama, berdirinya Baitullah (Kabah )
Dalam Alquran, Allah SWT menyebut Kabah sebagai rumah pertama yang didirikan sebagai tempat ibadah. Bahkan hingga saat ini, Kabah selalu ramai diziarahi seluruh umat Islam di dunia.
Berkenaan dengan Kabah SWT , Allah berfirman dalam surah Ali Imran ayat 96, yaitu:
اِنَّ اَوَّلَ بَيْتٍ وُّضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِيْ بِبَكَّةَ مُبٰرَكًا وَّهُدًى لِّلْعٰلَمِيْنَۚ
“Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia adalah (Baitullah) yang (berada) di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam.”
Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar menjelaskan ayat di atas merupakan penegasan nama lain dari Makkah adalah Bakkah.
Tempat yang sejak dahulu didirikan untuk manusia beribadah kepada Allah Yang Mahaesa sebagai lambang Tauhid.
Kabah memiliki nama yaitu adalah Baitullah dan Bait al-Atiq (rumah tua) yang di bangun kembali oleh Nabi Ibrahim alaihissalam dan putranya Ismail atas perintah Allah SWT
Sebagaimana penelusuran yang dilakukan para mufasir dan lainnya mengatakan bahwa tidak ditemukan teks yang menyebutkan siapa pendiri pertama Kabah.
Sebab, Alquran hanya menyebutkan bahwa Kabah merupakan rumah pertama yang diperuntukkan bagi manusia untuk beribadah kepada Allah SWT sebagaimana yang disebut ayat di atas.
Adapun yang dilakukan Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail hanya membangun kembali atau meninggikan dasar-dasar Baitullah. (Lihat Ilmu Falak karya Susiknan Azhari, h 41).
Kedua, tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW lahir pada 12 Rabi’ul Awal atau 23 April 571 M yang populer disebut “Tahun Gajah” di Makkah, Arab Saudi.
Sejarah mencatat, lahirnya peradaban Islam dimulai sejak lahirnya Nabi Muhammad SAW.
Beliau lahir di kampung Bani Hasyim di Kota Makkah. Tahun Gajah yang dikenal sebagai tahun kelahirannya disebabkan terdapat peristiwa datangnya pasukan gajah di bawah pimpinan Abrahah, penguasa Habsyah (Ethiopia), yang hendak menghancurkan Kabah.
Akan tetapi, Allah SWT menggagalkan penyerbuan itu dengan mukjizat seperti dikisahkan diabadikan dalam Alquran surat Al Fil.
Ketika pasukan gajah hampir sampai ke kota Makkah, mereka berhenti dan berbalik mundur. Hal ini dikarenakan serbuan dari kawanan burung Ababil yang datang dengan melemparkan batu-batu kerikil panas ke arah Abrahah dan pasukannya.
Peristiwa inilah yang melatarbelakangi penisbahan Tahun Gajah pada tahun kelahiran Rasulullah SAW. Bahkan hingga saat ini Makkah terus diziarahi umat Islam untuk mengingat napak tilas perjuangan Rasulullah SAW semasa hidup.
Ketiga, turunnya wahyu pertama di Gua Hira
Gua Hira terletak di sebelah utara Masjidil Haram, sekitar 6 kilometer, terdapat puncak jabal Nur. Ia juga termasuk salah satu bukit yang menjadi paku kota Makkah dengan ketinggian 640 meter.
Di sinilah Rasulullah Muhammad SAW menerima wahyu yang pertama, yaitu QS Al ‘Alaq ayat 1-5. Jarak Gua Hira sangat tepat jika hanya ingin melihat Kabah dari tempat yang tinggi. Begitu pula, Rasulullah SAW sangat menyukai tempat itu.
Sebelum menerima wahyu pertama, suami tercinta Khadijah ini sering mengunjungi Gua Hira dalam waktu yang lama. Mungkin tak terhitung berapa kali beliau ke Gua tersebut. Di sana, Nabi bertafakur, menikmati kemesraannya bersama Allah, dan tenggelam dalam samudra tauhid-Nya.
Menurut Imam Abdul Hamid as-Syarwani dalam Hasyiyah as-Syarwani ‘ala Tuhfatil Muhtaj menyampaikan alasan dipilihnya Gua Hira sebagai tempat pertama turunnya wahyu adalah bahwa Rasulullah SAW berkhalwat di Gua Hira karena ia berada di posisi yang sejajar dengan Kabah .
Sebelum menerima wahyu, di Gua Hira Rasulullah SAW banyak beliau bertafakur tentang makhluk-makhluk ciptaan Allah SAW. Beliau juga juga memuliakan orang-orang yang melintasi sekitaran Gua Hira serta waktu malamnya untuk beribadah di sana.
Adanya ketiga peristiwa di atas, tidak mengherankan apabila Makkah disebut sebagai tempat suci yang bersejarah dalam Islam.
Selain ketiga peristiwa tersebut, masih banyak lagi peristiwa penting yang terjadi di Makkah yang berkaitan dengan sejarah penyebaran Islam. Wallahu’alam. (Isyatami Aulia, ed: Nashih).