JAKARTA— Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan bahw sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa.
Ide bahwa seluruh manusia merdeka bukan hanya produk pemikiran manusia abad ke-20 pascaperang dunia. Jauh sebelum itu khalifah Islam kedua yaitu Sayyidina Umar bin Khattab RA juga memiliki pemikiran serupa bahwa hakikat manusia mempunyai hak kemerdekaan sejak dia dilahirkan.
Ada satu kisah populer mengenai pernyataan Umar soal kemerdekaan manusia. Suatu ketika, anak dari ‘Amr bin ‘Ash, Gubernur Mesir saat itu mengikuti lomba, salah satu sumber menyebut perlombaan tersebut adalah pacuan kuda.
Yang mengikuti perlombaan tidak hanya kalangan elite macam anak Gubernur, melainkan juga budak dari kalangan Kristen Koptik.
Budak tersebut berhasil mengalahkan anak Gubernur, tak disangka sang anak Gubernur tersebut malah memukul budak itu seraya berkata, “Aku putra orang terhormat!”
Peristiwa ini dilaporkan orang tua si budak langsung ke hadapan khalifah Umar di Madinah. Tak elak, Sayyidina Umar memerintahkan ‘Amr bin ‘Ash dan anaknya menghadap.
Setelah menghadap, Umar memberi pecut kepada budak untuk membalas perbuatan anak ‘Amr. Setelah selesai, singkat cerita, Umar berkata di hadapan publik, perkataannya ini cukup populer :
متى استعبدتم الناس وقد ولدتهم أمهاتهم أحراراً ؟
“Mengapa kalian memperbudak manusia, padahal, sungguh, Ibu mereka melahirkannya dalam keadaan merdeka!” (Lihat selengkapnya di al-Mutaqy al-Hindi, Kanzul ‘Ummal, Muassasah al-Risalah juz 12, hlm. 661)
Tidak salah lagi, bahwa kemerdekaan adalah hak setiap individu manusia, hak segala bangsa. Negeri aman, makmur, sentosa adalah impian semua orang, tidak terkecuali.
Alquran pernah merekam salah satu doa Nabi Ibrahim alaihissam terhadap kota Makkah.
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
(Ingatlah) ketika Ibrahim berdoa, “Ya Tuhanku, jadikanlah (negeri Makkah) ini negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya, yaitu orang yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari Akhir.” (QS. al-Baqarah [2]: 126). Semoga capaian luar biasa bangsa Indonesia dalam HUT Kemerdekaan ke-77, senantiasa disyukuri segenap rakyat. Baik oleh masyarakat sampai pejabat sekalipun. Nikmat keamanan dan stabilitas saat ini patut untuk kita jaga dan pertahanian bersama-sama. (Ilham Fikri, ed: Nashih)